PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) mendukung pengembangan bioenergi sebagai bagian dari pencapaian target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional.
Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, mengatakan bahwa pihaknya beserta seluruh anak usaha telah memanfaatkan EBT sebagai sumber energi utama yang digunakan untuk operasional industri perkebunan.
Baca Juga: Di Sumatera Utara: Ampas Sawit Masuk dalam 10 Besar Komoditas Ekspor Terbesar
"Total produksi listrik berbasis EBT di PTPN Group sebesar 318 Mega Watt (MW) atau setara 1.831.680 MWh/tahun. Sumber energi ini dapat dimanfaatkan untuk operasional di perkebunan," ujarnya.
Dikatakan Ghani, dari 318 MW energi yang dihasilkan tersebut, potensi pengurangan emisi atau dekarbonisasi sebesar 1,9 juta ton CO2 per tahun.
Ghani menjelaskan, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Pabrik Gula (PG) dari awal perkembangannya telah menggunakan biomassa sebagai bahan bakar utama untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional pabrik.
PKS menggunakan cangkang dan serabut (fiber) kelapa sawit sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya, sementara PG menggunakan bagas tebu sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya.
PTPN group memiliki 75 unit PKS yang menggunakan sumber EBT (cangkang dan serabut) sebagai sumber energi utama. Dari PKS tersebut, total kapasitas listrik yang dihasilkan ialah 80 MW. PTPN Group juga memiliki 31 Unit PG yang menggunakan sumber EBT (ampas tebu/bagas) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 198 MW.
Pembangkit EBT yang saat ini dimiliki PTPN Group antara lain pembangkit listrik berbasis tenaga air/hidro (PLTA) sejumlah 10 unit (total kapasitas 17,14 MW); berbasis biomassa (PLTBm) sejumlah 2 unit (total kapasitas 9,2 MW); berbasis biogas dari POME (PLTBg) sejumlah 9 unit (total kapasitas 11,35 MW); dan berbasis tenaga matahari (PLTS) 1 unit (kapasitas 2 MWp).
Menurut Ghani, limbah cair dan limbah padat khususnya yang dihasilkan oleh PKS akhir-akhir ini banyak diminati oleh mitra strategis PTPN Group dan beberapa perusahaan BUMN/Swasta untuk menghasilkan EBT ataupun produk bahan bakar ramah lingkungan.
Tandan kosong kelapa sawit pada mulanya hanya dimanfaatkan sebagai pupuk kompos di areal perkebunan kelapa sawit PTPN Group. Namun, saat ini tandan kosong banyak dicari untuk dijadikan bahan bakar baru pengganti batu bara, baik dalam bentuk serat atau fiber maupun dalam bentuk pelet.
Di samping menjadi bahan bakar pengganti batu bara, gasifikasi tandan kosong juga mulai banyak diteliti oleh beberapa perusahaan swasta untuk menghasilkan synthetic natural gas (syngas) sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik ramah lingkungan.
Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair PKS saat ini juga menjadi salah satu objek pengembangan EBT yang banyak diminati oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit termasuk PTPN. Kandungan zat organik dalam POME sangat potensial untuk menghasilkan gas CH4 atau biogas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum