Gairahkan Lagi Pasar Farmasi Negeri Pasca Pandemi, Kimia Farma Catat Kenaikan Kinerja hingga 42,56%
Kendati sempat terdampak pada awal masa pandemi Covid-19, PT Kimia Farma Tbk berhasil memulihkan keadaan dan meningkatkan performanya pada 2021. Kimia Farma mencatat peningkatan revenue sebesar 42,56% pada kuartal II/2021 jika dibandingkan dengan kuartal II/2020 (year-on-year/yoy).
“Sementara per Juni 2021, kami bisa meningkatkan pendapat kami kurang lebih 18,58%, di mana pertumbuhan signifikan itu terjadi untuk pasar health equipment, clinic services, dan laboratorium,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Kimia Farma Tbk Lina Sari dalam webinar Government & Basic-essential Sectors: Synergize for Post-pandemic Economic Recovery yang diselenggarakan Warta Ekonomi, Jumat (15/10/2021).
Baca Juga: Kimia Farma Diagnostika Beri Potongan Harga 10% kepada Nasabah Bank Mandiri Taspen
Selain itu, kinerja positif juga terlihat pada penjualan produk generik Kimia Farma yang pertumbuhannya mencapai 18,27%.
Pemulihan kinerja Kimia Farma didorong oleh beragam upaya intervensi yang dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan selama pandemi.
Salah satunya adalah dengan turut berkontribusi bersama pemerintah dalam upaya penanganan Covid-19. Seperti yang diketahui, Kimia Farma merupakan pihak yang dipercaya oleh pemerintah untuk melakukan produksi bahan baku obat yang berhubungan dengan Covid-19, seperti Favipiravir, Remdesivir, Azithromisin, Levofloxacin, dan sebagainya. Kimia Farma juga berperan sebagai medium importasi barang kebutuhan terkait Covid-19 yang tak bisa diproduksi di dalam negeri, seperti Immunoglobulin dan vaksin Covid-19.
Kemudian, Kimia Farma juga melakukan penyesuaian operasi bisnis dengan kondisi pandemi Covid-19. “Kunjungan ke apotek, klinik kesehatan, dan rumah sakit menurun karena dokter in-house juga mengurangi risiko kontak langsung dengan pasien. Lalu, banyak masyarakat yang juga khawatir dengan risiko penularan Covid-19 di klinik kesehatan maupun rumah sakit,” jelasnya.
Sekaligus dalam rangka merespons aturan pemerintah terkait pembatasan sosial, Kimia Farma menyediakan layanan drive-thru pada toko retailnya. Selain itu, Kimia Farma juga menyediakan aplikasi berbasis daring yang menyediakan layanan pemesanan dan pengantaran obat, pengaturan jadwal tes Covid-19, hingga layanan konsultasi daring dan online homecare.
“Kami juga melakukan optimasi dan integrasi apotek, klinik, dan laboratorium di mana integrasi ini dikemas dalam bentuk re-branding. Kini kami memiliki Kimia Farma Premier di Radio Dalam yang menyediakan layanan obat-obatan, klinik, dan laboratorium dalam satu outlet,” ujar Lina.
Dengan beragam upaya intervensi tersebut, Kimia Farma berhasil menduduki peringkat ketujuh dari 20 besar pemain industri farmasi di Indonesia dengan total market share nasional sebesar 2,4%. Hal ini menunjukkan Kimia Farma turut berperan dalam pemulihan pasar farmasi Indonesia yang tumbuh sebesar 3,67% dengan total nilai mencapai Rp108,95 triliun pada kuartal II/2021.
Untuk terus menggairahkan performa bisnisnya, Kimia Farma menyusun rencana memperluas portofolionya ke produk nonfarmasi seperti herbal, kosmetik, dan produk kecantikan lainnya. Dengan penambahan sejumlah produk tersebut, Kimia Farma berencana membagi toko retailnya menjadi empat kategori, yaitu Kimia Farma Premier, Kimia Farma Apotek Plus, Kimia Farma Health & Beauty, dan Kimia Farma Express.
Kimia Farma juga telah menjalin sinergi dengan sejumlah pihak seperti UMKM, Kementerian Kesehatan, hingga lembaga pemerintahan guna mendukung layanan kesehatan yang tersebar secara merata.
“Kami juga merencanakan beberapa produk baru, termasuk layanan jasa homecare services untuk penyakit serius, dan memperbaiki pelayanan kami terkait general medical check-up. Selain itu, kami juga akan melakukan digital improvement ke depannya,” tutup Lina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: