Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Eksportir Sejak Abad ke-19, Bunge Kini Jadi Pebisnis Makanan Global

Kisah Perusahaan Raksasa: Eksportir Sejak Abad ke-19, Bunge Kini Jadi Pebisnis Makanan Global Bunge Limited. | Kredit Foto: Shutterstock
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bunge Limited adalah perusahaan agribisnis dan makanan Amerika Serikat. Salah satu di antara deretan perusahaan raksasa yang masuk dalam Fortune Global 500.

Pada 2020 melansir Fortune, Bunge sukses mengumpulkan 41,14 miliar dolar AS selama setahun. Dengan total keuntungan yang dirain pada tahun itu mengalami kemerosotan yang kini totalnya -1,28 miliar dolar. Aset yang dimiliki perusahaan pun tercatat hanya sekitar 18,31 miliar dolar.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Cedar Holdings, Pemimpin Industri Komoditas dari China

Asal usul Bunge, seperti dikutip Warta Ekonomi dari Reference of Business, dapat ditelusuri ke tahun 1818 di Amsterdam, Belanda. Johann Peter Gottlieb Bunge mendirikan perusahaan perdagangan impor/ekspor, Bunge & Co.

Sekitar 40 tahun kemudian, perusahaan yang dipimpin oleh cucu Johann, Edouard Bunge, muncul sebagai satu dari perusahaan perdagangan komoditas utama dunia. Relokasi basis operasi Bunge di luar Belanda dimulai pada tahun 1884, ketika saudara laki-laki Edouard, Ernst Bunge, pindah ke Argentina.

Dia dan rekan-rekannya membentuk afiliasi, Bunge y Born, untuk terlibat dalam pasar komoditas pertanian Amerika Selatan. Bunge sendiri mulai berinvestasi langsung di Amerika Selatan 20 tahun kemudian, menargetkan Brasil. Berfokus awalnya pada ekspor gandum, perusahaan akhirnya terlibat dalam penghancuran kedelai, produksi lemak dan minyak, serta pembuatan cat, tekstil, dan semen.

Pada abad ke-20, Bunge menjadi semakin mendunia, menyebarkan aktivitasnya ke Venezuela, Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Australia, dan Asia. Pada tahun 1938, perusahaan terlibat dalam pasar pupuk Brasil, dan akhirnya menjadi pemimpin Amerika Selatan dalam kategori tersebut. Perpindahan ke Amerika Serikat terjadi pada tahun 1918, ketika Bunge mulai berdagang komoditas pertanian.

Perusahaan tersebut membentuk Bunge North American Grain Corporation pada tahun 1923 untuk mengambil keuntungan dari perbedaan musim antara belahan bumi utara dan selatan. Para petani di Amerika Selatan akan memanen tanaman biji-bijian mereka sama seperti petani Amerika menanam tanaman mereka.

Anak perusahaan membangun fasilitas gandum besar pertama di Midway, Minnesota, pada tahun 1935, setelah membeli terminal kereta api tua di masyarakat. Bunge Amerika Utara menjadi Bunge Corporation pada tahun 1943, karena perusahaan melanjutkan upayanya untuk memperluas di luar perdagangan untuk menambah produksi biji-bijian dan kemampuan pemrosesan nilai tambah.

Sesuai dengan rencana ini, Bunge membeli dua perusahaan biji-bijian besar pada tahun 1946, yakni Hallet & Cary Inc, dengan sejumlah elevator midwestern, dan Gano Grain Company, dengan operasi yang berlokasi di Kansas. Selama 15 tahun ke depan, Bunge terus mengambil elevator biji-bijian di seluruh Amerika Serikat, dalam proses tumbuh menjadi salah satu perusahaan penanganan dan pengekspor biji-bijian terbaik di Amerika.

Bunge membuat komitmen yang lebih besar untuk bisnis ekspornya pada tahun 1960-an ketika mulai memusatkan perhatiannya pada Sungai Mississippi. Pada tahun 1961, ia membuka fasilitas ekspor biji-bijian AS terbesar pada zamannya di Destrehan, Louisiana. Pada tahun 1967, Bunge menambah fasilitas tersebut dengan membangun pabrik pengolahan kedelai pertamanya.

Selama 20 tahun berikutnya, Bunge berkembang ke beberapa arah, menciptakan bisnis hilir bernilai tambah. The Lauhoff Grain Company (berganti nama menjadi Bunge Lauhoff Grain) diakuisisi pada tahun 1979, menghasilkan munculnya Bunge sebagai penggilingan jagung kering terbesar di dunia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: