Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara pada bulan September 2021 mengalami penurunan dibandingkan bulan Agustus 2021, yaitu dari US$1,16 miliar menjadi US$1,05 miliar atau turun sebesar 9,52 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Syech Suhaimi mengatakan bila dibandingkan dengan bulan September 2020, ekspor Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 37,22 persen.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Eksportir Sejak Abad ke-19, Bunge Kini Jadi Pebisnis Makanan Global
"Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar Sumatera Utara pada September 2021 terhadap Agustus 2021 adalah golongan bahan kimia organik sebesar US$5,97 juta (10,91%)," ujarnya, Selasa (2/11/2021).
Ekspor ke Tiongkok pada September 2021 merupakan yang terbesar yaitu US$185,47 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$117,21 juta dan India sebesar US$89,14 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,44 persen.
"Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada September 2021, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$386,70 (36,95%)," ujarnya.
Sementara itu nilai impor melalui Sumatera Utara bulan September 2021 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar US$401,46 juta atau turun sebesar 13,52 persen dibandingkan bulan Agustus 2021 yang mencapai US$464,23 juta. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor mengalami kenaikan sebesar 20,96 persen.
"Nilai impor menurut golongan penggunaan barang bulan September 2021 dibanding bulan Agustus 2021, barang modal turun sebesar 40,82 persen, bahan baku/penolong turun sebesar 10,35 persen dan barang konsumsi turun sebesar 9,80 persen," ujarnya.
Pada September 2021, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah golongan gandum-ganduman sebesar US$28,89 juta (1.823,07%).
Dan yang mengalami penurunan terbesar adalah golongan Mesin-mesin/Pesawat mekanik yang mengalami penurunan sebesar US$23,60 juta (-39,21%).
"Nilai impor bulan September 2021 dari Tiongkok merupakan yang terbesar yaitu US$104,15 juta dengan perannya mencapai 25,94 persen dari total impor Sumatera Utara, diikuti Malaysia sebesar US$54,82 juta (13,65%) dan Thailand sebesar US$27,85 juta (6,94%)," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: