Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawatnya Salah Urus Negara Bikin Korea Utara Alami Ekonomi Kronis, Jutaan Warga Diyakini Tewas

Gawatnya Salah Urus Negara Bikin Korea Utara Alami Ekonomi Kronis, Jutaan Warga Diyakini Tewas Pemimpin besar Korea Utara Kim Jong-un. | Kredit Foto: Rodong Sinmun

Warga Korea Utara melakukan tindakan putus asa

"Perbatasan telah ditutup selama hampir dua tahun dan kami mendengar bahwa ketahanan rakyat menurun," kata Pokharel kepada DW.

"Banyak yang tidak lagi memiliki barang atau properti untuk dijual untuk mendapatkan makanan dan kami mendengar laporan tentang orang-orang yang berjuang dan kesulitan makanan di beberapa bagian negara."

Baca Juga: Pemerintah Kim Jong-un Hadapi Tragedi, Pembelot Bongkar Mayat Bisa Ada di Mana-mana

"Intinya adalah sebagian besar negara tidak memiliki cukup makanan, dan ada kekhawatiran mendalam di dalam organisasi ini tentang situasi di sana," katanya.

Selain berbicara dengan para pembelot, kantor Pokharel mengikuti laporan media yang mengkhususkan diri dalam masalah Korea Utara dan menggunakan jaringan penyamaran "wartawan warga" yang juga berkomunikasi dengan dunia luar melalui ponsel selundupan.

48178155_403.jpg

Banyak dari laporan mereka menjadi bacaan yang mengerikan —seperti para petani yang dikirim ke kamp kerja paksa karena gagal menyerahkan 60% hasil panen mereka ke negara hanya karena hasil panen turun tahun ini dan tidak ada cukup sisa untuk memberi makan keluarga mereka sendiri.

Penduduk kota yang dimobilisasi untuk membantu membawa hasil panen dilaporkan sedang digeledah pada akhir hari kerja untuk memastikan mereka tidak mencoba mencuri hasil panen.

Orang-orang yang terpaksa memetik tanaman liar di pegunungan menjadi sakit setelah mengonsumsi tanaman yang tidak sesuai, sementara banyak orang terlalu lemah karena kekurangan makanan untuk melapor ke pekerjaan yang ditugaskan.

Ada laporan musim dingin lalu seluruh keluarga dipaksa untuk menjual rumah mereka untuk membeli makanan, dan kemudian meninggal karena paparan di kota-kota di seluruh negeri.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: