Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antisipasi Gagal Panen, Avirtech Ciptakan Spray Gimbal Pertama di Dunia

Antisipasi Gagal Panen, Avirtech Ciptakan Spray Gimbal Pertama di Dunia Kredit Foto: Avirtech
Warta Ekonomi, Bandung -

Permintaan penyemprotan berkelanjutan yang tinggi, penyuluhan tenaga kerja, dan upaya untuk mendorong gerakan pertanian berkelanjutan sangat jarang ditemukan. Penggunaan pestisida yang berlebihan tidak hanya berdampak bagi lingkungan, tetapi juga memengaruhi biaya operasional.

Menyikapi kondisi tersebut, Chief Operating Officer Avirtech, Wilson, mengatakan bahwa pihaknya menciptakan spray gimbal pertama di dunia dengan tingkat ketelitian penyemprotan yang akurat hingga radius 10 cm. Dibandingkan dengan akurasi drone biasa yang tidak selalu tepat akibat hembusan angin.

Baca Juga: Bagikan Outlook 2022, Terra Drone Ungkap Pertumbuhan Market di Dunia

"Kami mengombinasikan Drone Aviro D16 dengan geoposisi RTK presisi tinggi dan mulut pipa pada gimbal agar tepat sasaran," kata Wilson dalam keterangan resminya, Kamis (13/1/2022).

Drone Aviro D16 dilengkapi dengan mulut pipa penyemprot gimbal dan pipa tambahan untuk mempermudah mencapai titik hama di pohon yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. Menurutnya, pemeliharaan tanaman yang benar dan teratur adalah kunci untuk menghasilkan panen berkualitas. Sementara, kondisi lapangan dan kurangnya sumber daya manusia menjadi kendala dalam pemeliharaan, seperti pengendalian hama dan gulma.

"Pengaplikasian secara manual oleh manusia tentu ada efek sampingnya bagi kesehatan," ujarnya.

Untuk itu, penyemprotan dengan drone lebih aman bagi manusia dan lingkungan karena air dan pestisida yang digunakan lebih sedikit. Selain itu, kecepatan dan ketepan manusia dalam mendeteksi hama tidak seakurat AI (Artificial Intelligence).

Wilson menyebutkan, salah satu industri yang sering mengalami gagal panen akibat hama adalah kelapa sawit. "Sekitar 25% tanaman mati dan periode panen akan tertunda sampai 1 tahun," imbuhnya.

Drone Aviro D16 memiliki sensor yang dapat membaca kesehatan pada tanaman baru secara cepat. Cara ini ribuan kali lebih cepat dan efektif daripada inspeksi manual yang dilakukan manusia. Ketika medeteksi titik hama, drone akan segera menyemprotkan pestisida dengan akurasi penyemprotan 98%.

"Pertanian berkelanjutan ini adalah cara untuk membawa ke revolusi pertanian selanjutnya. Kami berharap dapat membawa industri pertanian Asia Tenggara lebih maju dan baik," ungkapnya.

Adapun, Avirtech Head of Spraying Division, Lianto, mengatakan bahwa ada banyak permintaan untuk otomatisasi berkelanjutan seperti itu.

"Saat ini kami sedang mengkajinya dengan beberapa klien," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: