Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Merugi Bertahun-tahun, Kini Keuntungan XL Axiata Tembus Rp1,3 Triliun

Sempat Merugi Bertahun-tahun, Kini Keuntungan XL Axiata Tembus Rp1,3 Triliun Kredit Foto: XL Axiata
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil mencatatkan keuntungan yang tertinggi sejak 2013 setelah sempat merasakan kerugian. Di tahun 2021, XL Axiata mengantongi laba bersih Rp1,3 triliun tumbuh hinggaa 277% dari Rp345 miliar di tahun 2020.

Perolehan laba bersih didorong oleh pendapatan sebesar Rp 26,8 triliun, meningkat 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Selain perseroan juga mampu meningkatkan kontribusi pendapatan data menjadi 94%, yang tertinggi di industri. Pendapatan data per akhir 2021 tercatat sebesar Rp 23,42 triliun, naik 5,4% YoY.

Untuk periode kuartal keempat 2021, pendapatan perseroan meningkat 2% dibandingkan kuartal ke-3 2021 (QoQ) menjadi Rp 6,96 triliun, dengan Rp 6,5 triliun di antaranya merupakan pendapatan layanan. EBITDA sepanjang 2021 tercatat meningkat sebesar 2% (YoY) menjadi Rp 13,28 triliun, dengan margin 50%.

Baca Juga: Lippo Angkat Kaki, Bos Besar Link Net Buka Suara Soal Rencana Bersama XL Axiata

Di sepanjang tahun 2021, beban biaya operasional meningkat 4% (YoY) menjadi Rp 13,47 triliun dari Rp 12,95 triliun di tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi dari meningkatnya beban Biaya Regulasi serta Biaya Penjualan dan Pemasaran.

Perseroan juga berhasil menjaga ARPU blended di angka Rp 36 ribu, dengan jumlah pelanggan XL Axiata hingga akhir tahun 2021 ada sebanyak 57,9 juta dan tingkat penetrasi smartphone meningkat sebesar 4% YoY menjadi 92%. Hal ini menunjukkan kemampuan perseroan menjaga perkembangan pelanggan yang sehat.

Dari sisi neraca, XL Axiata tetap mampu menjaga posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang meningkat sepanjang 2021. Tercatat, utang kotor meningkat 9,9% YoY dan utang bersih meningkat 19,2% YoY. 

Baca Juga: Kongsi dengan MoEngage, XL Axiata Tawarkan Personalisasi Pengalaman Digital Bagi 57 Juta Pelanggan

Dimana, Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, meskipun turun sebesar -51,3%, ke angka Rp 3,37 triliun karena adanya peningkatan belanja modal (capex) untuk mendukung pembangunan jaringan dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan.

Untuk rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 0,6x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 70% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang (floating) dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke depan.

Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata telah membelanjakan capex yang lebih besar. 

Sepanjang tahun 2021, capitalized capex meningkat 61,2% YoY menjadi Rp 9,92 triliun, dan rencananya di tahun 2022 ini XL Axiata juga akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama sekitar Rp 9 triliiun.

"Kami telah membelanjakan capex yang lebih besar pada tahun 2021 ini untuk meningkatkan kualitas jaringan serta meningkatkan digitalisasi guna menghadirkan customer experience yang terbaik. Fokus kami bukan untuk merespon persaingan tarif layanan, tetapi lebih pada memberikan customer experience terbaik dan menciptakan nilai bagi pelanggan kami,” kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/2/2022). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: