Kisah Perusahaan Raksasa: Inditex, Produsen dan Peritel Mode dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia
Toko tersebut terbukti sukses, dan pada tahun berikutnya Ortega memasukkan bisnisnya dengan nama Goasam dan mulai membuka lebih banyak toko Zara di Spanyol.
Terlepas dari popularitas toko yang semakin meningkat, Ortega sendiri tetap berada di belakang layar, menghindari sorotan dan mengembangkan reputasi untuk dirinya sendiri sebagai pertapa --tidak ada foto Ortega yang dipublikasikan sampai tahun 2001.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: CHS, Koperasi Pertanian Lokal Amerika yang Tembus Pasar Global
Pada awal 1980-an, Ortega telah mulai merumuskan jenis desain dan model distribusi baru. Industri pakaian mengikuti proses desain dan produksi yang membutuhkan waktu tunggu yang lama, seringkali hingga enam bulan, antara desain awal pakaian dan pengirimannya ke pengecer.
Model ini secara efektif membatasi produsen dan distributor hanya dua atau tiga koleksi per tahun. Memprediksi selera konsumen sebelumnya menghadirkan kesulitan yang melekat, dan produsen dan distributor menghadapi risiko terus-menerus dibebani dengan persediaan yang tidak terjual.
Ortega mencari cara untuk mendobrak model dengan menciptakan apa yang disebutnya "fashion instan" yang memungkinkannya dengan cepat merespons perubahan selera konsumen dan tren yang baru muncul.
Namun, impian Ortega tetap tidak terpenuhi, sampai ia bertemu dengan Jose Maria Castellano. Seorang ahli komputer, Castellano pernah bekerja di departemen teknologi informasi Aegon Espana sebelum menjadi kepala keuangan untuk anak perusahaan Spanyol dari ConAgra. Castellano bergabung dengan Ortega pada tahun 1984 dan mulai bekerja mengembangkan model distribusi yang merevolusi industri pakaian global.
Di bawah sistem komputerisasi Castellano, perusahaan mengurangi desainnya ke proses distribusi menjadi hanya 10 hingga 15 hari. Daripada menempatkan beban desain pada desainer tunggal, perusahaan mengembangkan tim desainer sendiri --lebih dari 200 pada pergantian abad ke-21-- yang mulai mengembangkan pakaian berdasarkan mode populer, sementara pada saat yang sama memproduksi desain perusahaan sendiri.
Dengan cara ini, tim dapat segera merespons tren konsumen yang muncul serta permintaan pelanggan perusahaan itu sendiri--misalnya, dengan menambahkan warna atau pola baru ke desain yang ada.
Prosedur produksi dan pergudangan yang canggih, serta pemasangan sistem inventaris terkomputerisasi yang menghubungkan toko ke pabrik perusahaan yang semakin banyak, memungkinkan perusahaan untuk menghindari pengambilan risiko dan pengeluaran modal untuk mengembangkan dan mempertahankan cadangan inventaris yang besar.
Nama Inditex baru diperkenalkan ke publik Spanyol tahun 1985. Pada akhir dekade, perusahaan telah membuka lebih dari 80 toko Zara di Spanyol. Model fesyen instan perusahaan, yang sepenuhnya merotasi stok ritelnya setiap dua minggu, juga mendorong pelanggan untuk sering kembali ke tokonya, dengan hari pengiriman dikenal sebagai "Z-day" di beberapa pasar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: