- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Jual Saham ke Publik Demi Dapat Dana Segar, Simak Dulu Jeroannya GoTo
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) perusahaan hasil perkawinan antara Gojek dan Tokopedia ini menyatakan bahwa hingga September 2021 ini memilki aset Rp158,17 triliun.
Meski memiliki aset hingga ratusan triliun, namun GoTo masih menderita rugi Rp12,23 triliun meningkat dari Rp11,39 triliun. Alhasil, rugi per saham mencapai Rp197 per saham turun dari Rp365 per saham.
Dalam prospektus, perseroan mengungkapkan bahwa sampai dengan September 2021 perseroan memperoleh pendapatan Rp3,4 triliun naik dari Rp2,34 triliun.
Baca Juga: GoTo Incar Dana Jumbo dari Publik, Segini Harga Sahamnya
Sementara itu, sepanjang 2021 nilai pendapatan bruto sebesar Rp15,1 triliun atau US$1 miliar. Dengan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) secara sebesar Rp414,2 triliun (USD28,8 miliar) dalam dua belas bulan terakhir.
Akan tetapu, nilai pesanan tercatat mencapai 2 miliar pada 2021, dan lebih dari 55 juta pengguna bertransaksi secara tahunan (annual transacting user/ATU).
Hingga akhir tahun 2021, ada lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi terdaftar, per 30 September 2021 serta lebih dari 14 juta pedagang terdaftar.
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan bahwa meningkatnya permintaan layanan di seluruh ekosistem Grup GoTo, didorong oleh peningkatan adopsi digital di kalangan konsumen di Asia Tenggara. Tren ini mampu menopang kinerja keuangan perusahaan yang kuat.
“Angka GTV proforma GoTo menunjukkan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan sebesar 46% antara 2018 hingga 2020, dan secara tahunan atau year on year (YoY) sebesar 62% per kuartal III 2021 dibanding periode yang sama tahun 2020. Pendapatan bruto proforma juga naik 56% secara rata-rata tahunan antara tahun 2018-2020 dan 55% Year-on-Year per Q3-2021 dibanding Q3-2020,” jelas Andre.
Baca Juga: Didoakan Panjang Umur! Boy Thohir: Perkawinan Gojek dan Tokopedia Langgeng sampai 200 Tahun!
Menurut Andre total potensi pasar di Indonesia yang tersedia (total addressable market/TAM) untuk Grup GoTo memiliki prospek pertumbuhan yang sangat signifikan di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang sangat signifikan.
“Sebagai pemimpin pasar di setiap lini bisnisnya dan didukung keunggulan sinergi dan efek jaringan dalam ekosistem besar yang terintegrasi, Grup GoTo memiliki posisi yang kuat untuk memanfaatkan pertumbuhan pasar ini,” ucapnya.
Bila dilihat, pasar on-demand services Indonesia diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp77,8 triliun (USD5,4 miliar) pada tahun 2020 menjadi sekitar Rp259,2 triliun (USD18 miliar) pada 2025
Lalu, pasar e-commerce untuk barang fisik diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp642,2 triliun (USD44,6 miliar) pada tahun 2020 menjadi sekitar Rp1.980,0 triliun (USD137,5 miliar) pada 2025;
Sementara, pasar financial technology services diperkirakan akan tumbuh dari sekitar Rp256,3 triliun (USD17,8 miliar) pada tahun 2020 menjadi sekitar Rp1.009,0 triliun (USD70,1 miliar) pada 2025.
Cari Dana Rp15,2 Triliun
GoTo diketahui tengah berencana untuk mencari dana dari pasar modal melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Dalam aksi korporasi ini, GoTo menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor Perusahaan setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).
Dengan jumlah saham yang ditawarkan, perusahaan dapat mengumpulkan dana setidaknya Rp15,2 triliun (USD1,1 miliar), dengan tambahan Rp2,3 triliun (USD160 juta) dari greenshoe.
Baca Juga: CEO Gojek Kevin Aluwi: Rakyat Indonesia Itu Adaptif, Seharusnya Ada Banyak Inovasi
Perusahaan pun mematok harga untuk IPO pada kisaran harga Rp316 hingga Rp346 per saham, sehingga kapitalisasi pasar saat pencatatan saham di BEI diperkirakan mencapai antara Rp376,6 triliun (USD26,2 miliar) dan Rp413,7 triliun (USD28,8 miliar).
Grup GoTo berencana menggunakan dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, untuk modal kerja guna mendukung strategi pertumbuhan perusahaan. Grup GoTo akan melakukan penawaran awal (book building) antara 15-21 Maret 2022. Masa penawaran umum ditargetkan akan dilakukan pada 29-31 Maret 2022. Pencatatan di Papan Utama BEI dengan kode saham GOTO akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan.
GoTo telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau joint lead underwriters untuk IPO.
Baca Juga: Cerita Bos Gojek Kevin Aluwi, Berawal dari 3 Produk Kini Gojek Miliki Banyak Layanan
Andre mengatakan, bahwa langkah ini adalah salah satu momen paling membanggakan dalam sejarah Perusahaan, yang memasuki tahap akhir untuk menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di BEI. Indonesia adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan terbesar dan paling menarik di dunia, sebagaimana tercermin dari ketahanan pasar modal kita, di tengah volatilitas pasar global tahun ini.
“Kami berharap IPO GoTo akan menunjukkan kepada dunia peluang luar biasa yang ada di Indonesia dan di seluruh kawasan Asia Tenggara,” kata Andre, di Jakarta, Selasa (15/3/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama GoTo, Garibaldi Thohir berharap aksi korporasi terbesar ini akan menjadi momen membahagiakan pencatatan saham teknologi dalam negeri.
"Kami berharap IPO GoTo akan jadi momen membahagiakan dan menandakan pencapaian baru bagi pencatatan saham sektor teknologi dalam negeri sekaligus mencerminkan optimisme terhadap pemulihan dan penguatan ekonomi Indonesia," ucap Garibaldi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: