Djoko mengatakan event olahraga balap kelas dunia itu seharusnya tidak hanya dilihat sebatas sebagai olahraga semata, melainkan ada multiplier effect atau efek berganda yang dihasilkan seperti ekonomi dan pariwisata yang ikut terangkat.
“Orientasi penyelenggaraan olahraga event dunia sekarang itu tidak hanya soal prestise juaranya saja tapi impact terhadap ekonomi, terkait dengan industri olahraga, dengan support tourism itu saya kira kena,” jelasnya.
Djoko yang juga Ketua Umum Komite Nasional Olahraga Indonesia Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu berharap acara kelas internasional itu perlu di lebar luaskan tidak hanya pada olahraga motor saja, melainkan juga pada cabang olahraga lain sebab melihat dampaknya memberikan peningkatan ekonomi yang luar biasa.
“Hotel-hotel penuh, kemudian kuliner, jalan bagus, kemudian pariwisata mulai juga menggeliat, saya kira poin bagus tentu ke depan berharap berimpact kepada penyelenggaraan cabang-cabang olahraga yang lain.” Bebernya.
Lanjut Djoko berharap olahraga lain dapat dikembangkan di berbagai daerah lainnya agar mendapat manfaat ekonomi dengan pola yang berbeda.
Ia mencontohnya seperti di NTB sudah ada Sirkuit Mandalika untuk olahraga motor, kemudian di tempat lain seperti di Danau Toba, Sumatera Utara misalnya bisa dibangun sarana olahraga untuk balap sepeda.
“Impactnya adalah support tourism dan support industri, saya kira bagus untuk dikembangkan di berbagai daerah lain.” Tuntasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: