Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Koko Keuangan: Meracik Financial Planning Sandwich Generation yang Super Duper Kokoh

KOL Stories x Koko Keuangan: Meracik Financial Planning Sandwich Generation yang Super Duper Kokoh Kredit Foto: Unsplash/Thought Catalog

1. Sandwich Generation itu apa sih? Kenapa sampai muncul fenomena Sandwich Generation?

Sandwich Generation itu ibaratkan sang anak seperti daging yang berada di tengah sandwich. Roti di atas sandwich adalah orang tua, dan roti yang di bawah sandwich adalah anak mereka atau saudara/pasangan yang keduanya harus ditanggung oleh sandwich generation.

Memberi uang kepada orang tua pada dasarnya bukan sandwich generation. Mereka yang disebut sandwich generation adalah ketika mereka harus membiayai hidup orang tua, padahal mereka juga harus membiayai hidup mereka sendiri yang terkadang juga kurang. Dan orang tua hidupnya bergantung kepada anaknya. Itulah sandwich generation.

2. Ciri-cirinya Sandwich Generation seperti apa? Bagaimana cara menyadari kalau kita itu termasuk dalam kaum Sandwich Generation?

Ciri-ciri kita termasuk sandwich generation yakni ketika pada setiap bulan, kita harus membuat anggaran untuk kehidupan orang tua, kehidupan anak kita sendiri dan kehidupan pasangan. Padahal, misalkan kita ingin liburan, tetapi kita harus memberikan uang kepada orang tua. Kalau itu terjadi setiap bulan, itu berarti kita sandwich generation.

3. Ketika kita menyadari kalau kita  masuk ke dalam kategori kaum Sandwich Generation pertama kali yang harus kita lakukan itu apa?

Yang paling penting adalah kita harus bisa mengelola keuangan kita. Kita harus disiplin budgeting dari penghasilan untuk apa saja. Bisa dibilang, kita generasi spesial yang diberikan kekuatan lebih untuk itu.

4. Lalu, bagaimana cara untuk meracik perencanaan keuangan yang super duper kokoh bagi Sandwich Generation di tengah situasi yang serba terhimpit?

Pertama, kita harus bisa membedakan keinginan atau kebutuhan, seperti ketika ingin membeli gadget baru, kita harus paham itu kebutuhan atau keinginan. Dengan memahami keinginan dan kebutuhan, kita harus membedakan itu.

Kebutuhan itu sesuatu yang jika kita tidak membeli, maka kehidupan kita akan terganggu, seperti bayar listrik. Sementara keinginan adalah ketika kita ingin makan, kita ingin makan di cafe, sementara makan di warung pinggir jalan atau kaki lima saja sebenarnya kita juga sudah cukup. Tinggal bagaimana kita memahami itu semua.

Lalu, kita harus disiplin dalam budgeting. Budgeting adalah ketika kita mendapatkan penghasilan, kita sudah membuat pos-pos tersendiri pengeluaran yang dibutuhkan. Budgeting bukan hanya sekadar memilah-milah, tetapi juga memasang budget maksimal. Budget maksimal inilah yang harus 'maksimal' kita gunakan, tidak boleh lebih dari itu. Namun, kalau ternyata terpaksa lebih, berarti kita harus pinjam dari pos lain. Ini berarti, budget pos lain itu harus berkurang. Nah, budgeting ini harus disiplin.

Untuk pemula, tips budgetingnya adalah untuk kebutuhan terlebih dahulu. Misalnya, 50% dari penghasilan kita untuk kebutuhan hidup dalam satu bulan. Kalau bisa berhemat dengan mengurangi anggaran juga bisa. Lalu yang lainnya, seperti sedekah 10%, investasi 10%, kemudian cicilan sisanya 30%. Presentase ini pun bisa berubah-ubah tergantung kebutuhan.

Namun, alangkah baiknya bagi seorang sandwich generation, tidak memiliki cicilan. Tetapi jika keadaan memaksa pun tidak masalah, asalkan tidak lebih dari 30% penghasilan dan harus yang produktif, misalnya rumah.

Kemudian, kita juga harus paham piramida finansial. Seperti bangunan, bagian bawah haruslah kokoh yaitu cash flow atau pemasukan harus lebih besar dari pengeluaran. Ini harus menjadi fokus yang utama. Jika cash flow masih banyak 'nombok'nya maka harus diperbaiki terlebih dahulu, jangan melirik yang lain. Paling tidak cash flow dikatakan baik ketika kita bisa menabung minimal 10% dari penghasilan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: