Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories x Koko Keuangan: Meracik Financial Planning Sandwich Generation yang Super Duper Kokoh

KOL Stories x Koko Keuangan: Meracik Financial Planning Sandwich Generation yang Super Duper Kokoh Kredit Foto: Unsplash/Thought Catalog

Lalu, selanjutnya adalah dana darurat. Dana tersebut bisa dipakai ketika ada keadaan darurat. Jumlahnya paling tidak 3-6x pengeluaran bulanan. Jika sudah menikah, paling tidak 6-9x pengeluaran bulanan. Lalu, jika sudah punya anak, paling tidak 9-12x pengeluaran bulanan. Kegunaan dana darurat adalah jika kita kehilangan pekerjaan, paling tidak cukup untuk hidup 12 bulan. Dana darurat bisa dicicil 10% dari penghasilan.

Kemudian, jika kita ingin naik piramida ke level yang kedua, pastikan cicilan dan dana darurat sudah beres semua. Level kedua adalah Manajemen Risiko, misalnya sakit yang membutuhkan dana besar. Jika itu terjadi dan kita tidak memiliki Manajemen Risiko yang dikhawatirkan adalah tabungan dan dana darurat habis semua. Manajemen risiko diperlukan untuk mencegah kejadian buruk seperti itu. Oleh karena itu, paling tidak kita memiliki BPJS dari pemerintah atau asuransi swasta.

Jika manajemen risiko sudah selesai, barulah naik ke level tiga yaitu tujuan keuangan, seperti kita ingin membeli rumah atau liburan, dan lain sebagainya. Ini baru bisa terlaksana jika cash flow sudah positif, cicilan sudah selesai dan manajemen risiko pun aman. Dengan demikian, itu akan membuat lebih aman. Kalau fondasi belum kuat tetapi sudah lompat ke investasi, maka akan berbahaya. Ujung-ujungnya, investasi akan dijual demi cash flow.

Setelah itu, barulah dana pensiun. Ini menjadi titik vital bagi Sandwich Generation karena orang tua mereka tidak memiliki dana pensiun. Pada dasarnya, dana pensiun adalah investasi tingkat tinggi yaitu pasif income. Mengumpulkan dana pensiun idelnya sejak usia muda, namun keadaan setiap orang pastinya berbeda-beda.

Terakhir adalah warisan atau distribusi kekayaan. Misalnya, asuransi jiwa untuk diwariskan kepada keluarga yang ditinggalkan saat kita meninggal. Ini bisa berupa properti, bisnis, saham dan lain sebagainya.

Semua itu adalah hal yang harus dilakukan Sandwich Generation untuk masa depan yang mapan dan lebih baik, asal semampu kita dan jangan dibawa stress.

5. Apakah label Sandwich Generation akan terus melekat? Atau kita bisa mencapai kebebasan finansial ketika sudah melakukan perencanaan keuangan?

Kalau fondasi kita sudah kuat, dan tujuan kita sudah jelas, maka label sandwich generation ini bisa terlepas dengan kita memiliki cashflow yang baik, aset investasi, dan lain sebagainya. Ini berarti kita bisa secara leluasa membiaya diri kita sendiri, orang tua dan anak tanpa merasa terbebani.

6. Sebagai penutup, adakah pesan-pesan yang ingin disampaikan?

Menjadi Sandwich Generation adalah anugerah karena kita diberikan kekuatan lebih. Jadi, jangan kecil hati dan melihat kehidupan orang lain, fokuslah kepada kehidupan kita sendiri. Pelajari betul-betul tujuan keuangan agar bisa memiliki hidup yang lebih baik di masa depan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: