Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kunjungi Kawasan Kemiskinan Ekstrem di Belawan Behari, Menko PMK Ajukan Skema Bansos

Kunjungi Kawasan Kemiskinan Ekstrem di Belawan Behari, Menko PMK Ajukan Skema Bansos Kredit Foto: Kemenko PMK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy kunjungi kawasan kemiskinan ekstrem di Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatra Utara, Sabtu (16/4/2022).

Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan bahwa persoalan banjir rob di Kelurahan Belawan Bahari ini harus bisa diselesaikan. Dia berujar akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membangun kawasan yang lebih layak huni dan tidak terus-terusan digenangi banjir rob.

Baca Juga: Kenaikan Bahan Pokok dan BBM Jelang Lebaran, Menko PMK dan Mendag Pastikan Ketersediaan Aman

Hal itu disampaikannya saat meninjau Kelurahan Belawan Bahari, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara, bersama Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan Wali Kota Medan Bobby Nasution, pada Sabtu (16/4/2022).

"Mudah-mudahan bisa kita lakukan secara sistemik, sehingga persoalan rob air naik ke perkampungan ini bisa diatasi. Nanti saya akan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, kementerian terkait seperti Kementerian PUPR, dan Kemenkes terutama untuk sanitasi lingkungan," ujar Muhadjir Effendy dikutip dalam keterangannya, Minggu (17/4/2022).

Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem memang perlu pendekatan lingkungan, selain dengan bansos. 

Baca Juga: Kemenko PMK Kejar Cakupan Vaksin Booster 50 Persen Jelang Lebaran guna Wujudkan Mudik Aman

Kemudian, Muhadjir menemukan keadaan rumah-rumah warga di Kelurahan Belawan Bahari ini cukup memprihatinkan. Kebanyakan masih berstruktur kayu yang reot dan dibangun struktur panggung di atas tanah tergenang air dan dikelilingi sampah-sampah yang berserakan. Selain itu juga banyak ditemukan warga yang memiliki masalah-masalah kesehatan.

Melihat keadaan tersebut, Muhadjir menyebut bahwa Kampung Belawan Bahari sebagai kawasan permukiman miskin ekstrem, yang merupakan kemiskinan absolut dengan banyak faktor. 

Untuk membantu menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem ini, Muhadjir meminta agar penyaluran bansos berbagai skema dapat disalurkan kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan. Kemudian Menko PMK juga meminta agar masing-masing keluarga harus dipastikan memiliki BPJS Kesehatan, serta anak-anak sekolah memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP).

"Di sini bansos berjalan dengan baik. Hanya perlu dirapikan dan disempurnakan, misalnya soal penerima PKH. Secara distribusi saya kira 90 persen sudah mendapatkan bansos. Ini suatu hal yang bagus karena di beberapa tempat masih belum merata," jelasnya.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Corona Pasca-Lebaran, Menko PMK Kini Atur Strategi

Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan akan menyanggupi arahan dari Menko PMK untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di Kelurahan Belawan Bahari.

"Kita akan melakukan usaha percepatan mana duluan yang akan dilakukan, provinsi melakukan yang akan dilakukan. Saya juga akan koordinasikan dengan Wali Kota Medan," ujarnya.

Kemudian, Wali Kota Medan Bobby Nasution menyampaikan bahwa dia akan merancang pembangunan kawasan Kelurahan Belawan Bahari yang lebih layak huni. Saat ini, dia bilang, Pemerintah Kota Medan juga sedang membangun tanggul untuk mencegahbair rob. Kemudian, Wali Kota juga menyampaikan akan mengajukan pembangunan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) kepada Kementerian PUPR. 

Baca Juga: Krakatau Steel: Penerapan PMK No.15 Tahun 2022 Dapat Kendalikan Baja Impor Dumping dan Circumvention

"Kita telah memberikan pandangan dan masukan kepada Pak Menko bagaimana kalau program Kotaku masuk ke sini, bedah rumah dengan konsep panggung karena memang penanganan tanggul rob masih bertahap dan penyesuaiannya butuh bertahap," ujarnya. 

Presiden Jokowi menugaskan pada Menko PMK untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem pada 2024. Angka 2021, kemiskinan ekstrem mencapai 10,48 juta jiwa atau 4 persen dari jumlah penduduk. BPS menggunakan ukuran kemiskinan ekstrem di bawah USD1,9 daya beli atau purchasing power parity (PPP) per kapita per hari

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: