PT Timah Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp601 miliar pada kuartal I 2022. Realisasi laba bersih emiten berkode saham TINS itu melonjak 5.713% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp10 miliar
“Selain disebabkan oleh naiknya harga logam Timah, hal ini juga dikarenakan efektifitas perseroan dalam menekan biaya operasional,”Kata Direktur Keuangan Timah, Krisna Sjarif di Jakarta, kemarin.
Dalam periode yang sama, perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4,4 triliun atau naik 80% dibandingkan kuartal I 2021. Kinerja laba operasional juga meningkat sebesar 575% menjadi Rp885 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp131 miliar.
Naiknya profitabilitas perseroan terlihat pula dari naiknya EBITDA sebesar 213% menjadi Rp1,1 triliun dari sebelumnya Rp347 miliar. Posisi nilai aset Timah naik 2% menjadi Rp14,4 triliun dibandingkan akhir 2021 sebesar Rp14,7 triliun.
Posisi liabilitas perseroan tercatat Rp7,4 triliun atau turun 12% dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp8,4 triliun. Sedangkan posisi ekuitas naik 11% menjadi Rp7 triliun dibandingkan posisi akhir tahun sebesar Rp6,3 triliun.
Posisi cash flow operasi perseroan naik 111% menjadi Rp2,1 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp0,9 triliun. Pinjaman bank dan utang obligasi turun signifikan menjadi Rp3,7 triliun dari sebelumnya Rp5,1 triliun.
Sementara itu untuk kinerja operasi, produksi bijih timah pada kuartal I 2022 tercatat sebesar 4.508 ton atau turun 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.037 ton.
Dari jumlah tersebut 35% atau 1.583 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 65% atau 2.925 ton berasal dari penambangan laut. Produksi logam timah juga turun 8% menjadi 4.820 Mton.
Baca Juga: Menperin: Hilirisasi Dongkrak Kinerja Manufatur Indonesia
Adapun penjualan logam timah tercatat sebesar 5.703 Mton atau turun sebesar 4% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 5.912 Mton.
“Kedepan kami akan terus berupaya untuk meningkatkan volume produksi, sehingga target produksi dapat tercapai sesuai RKAP. Produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan offshore akan terus ditingkatkan agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan,"pungkas Krisna.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: