Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Alasan Investasi Saham Cocok untuk Jangka Panjang

Ini Alasan Investasi Saham Cocok untuk Jangka Panjang Grafik saham. | Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Medan -

Ketika individu memutuskan untuk berinvestasi jangka panjang, artinya tidak harus dengan cara melakukan perdagangan saham setiap waktu karena kini untuk bertransaksi saham dapat dilakukan secara fleksibel di mana pun dan kapan pun. Lantas mengapa investasi saham cocok untuk jangka panjang? Hal ini karena saham berpotensi memberikan imbal hasil yang tinggi dalam jangka panjang. 

Kepala Bursa Efek Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Pintor Nasution mengatakan jika dana untuk jangka panjang dialokasikan pada tabungan atau deposito, maka imbal hasilnya diperkirakan kurang dari 5%, sehingga secara nilai akan berkurang karena keuntungan dari menyimpan dana di bank di bawah angka inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa. 

"Sementara itu, jika seseorang menginvestasikan dananya senilai Rp20 juta setahun selama sepuluh tahun,  peluang total dana yang ia miliki di tahun ke-10 bisa menyamai kenaikan harga mobil atau harga barang lainnya. Rata-rata kenaikan harga barang seperti rumah, mobil dan biaya sekolah sebesar 10-15% per tahun," katanya, Sabtu (18/6/2022).

Baca Juga: Perbedaan Utama antara Forex dan Saham

Dalam jangka pendek, pergerakan harga saham berpotensi mengalami fluktuasi setiap waktu, baik menguat atau melemah seketika. Hal ini bergantung pada mekanisme pasar seperti hukum permintaan penawaran suatu saham, serta kondisi eksternal seperti makroekonomi, stabilitas politik, lingkungan dan keamanan. Itu sebabnya, investor saham yang tujuan investasinya jangka pendek, perlu memantau harga saham setiap waktu untuk meminimalisasi risiko.

"Sedangkan jika investor memiliki tujuan investasi untuk jangka panjang, maka investor bisa mengabaikan fluktuasi harga saham yang diakibatkan oleh sentimen pasar atau faktor eksternal yang sifatnya tidak permanen. Investor jangka panjang yang memiliki tujuan investasi di atas lima tahun, bisa  menitikberatkan pada kinerja perusahaan yang sahamnya ia miliki," ujarnya.

Adapun, strategi investasi dengan mengacu pada kinerja perusahaan disebut juga dengan strategi fundamental. Artinya, investor mengacu pada kekuatan finansial perusahaan. Jika kinerja keuangannya baik, maka saham perusahaan dalam jangka panjang akan berpeluang bergerak naik, sejalan dengan perkembangan kinerja perusahaan yang semakin membaik.

"Sementara, ketika faktor eksternal memburuk, investor fundamental akan membiarkan sahamnya  meskipun sedang mengalami potential loss. Karena, ketika suatu saat situasi eksternal membaik, maka saham milik milik investor berpotensi akan kembali naik," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: