Dihantam Masalah yang Nggak Main-main, Nasib Aksi Cepat Tanggap (ACT) Mulai Dipertanyakan
Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) mencuri perhatian publik. Hal ini berkaitan dengan dugaan penyelewengan dana yang tertuju kepada para petinggi atau lebih tepatnya eks petinggi.
Lebih parah lagi, Majalah Tempo membongkar borok-borok lembaga pengumpul dana umat itu. Mulai dari penyalahgunaan dana masyarakat yang dihimpun, pemotongan gaji karyawan bahkan ACT disebut-sebut memiliki hutang Rp56 miliar kepada Boeing dibongkar sendiri oleh eks petinggi ACT Ahyudin .
Mulanya ACT mendapatkan dan segar Rp135 miliar dari Boeing untuk dana pembangunan 91 sekolah. Akan tetapi ACT kesulitan keuangan. Karenanya dana dari Boeing digunakan untuk program lain. Banyak program-program ACT yang terbengkalai pengerjaannya.
Pihak ACT sendiri membantah lembaga filantropi terbesar di Indonesia itu kesulitan keuangan. Presiden ACT, Ibnu Khajar mengatakan ACT sudah merambah 47 negara dalam menyalurkan donasi kemanusian dari para dermawan.
"ACT memiliki entitas sumber daya mewakili bangsa ini mendistribusikan bantuan ke banyak negara. Aksi Cepat Tanggap menjadi penyalur bantuan kebaikan para dermawan, sebagai lembaga kemanusiaan yang dipercayai masyarakat melalui program kemanusiaan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan juga emergency. Ini perlu kami sampaikan di awal," kata Ibnu saat konferensi pers, Senin (4/7/2022).
Ibnu bahkan sesumbar mengatakan bahwa ACT baik-baik saja dari segi keuangan. Selain itu ACT juga berusaha se-profesional mungkin dalam mengelola dana umat yang berhasil dihimpun dan kembali disalurkan kepada yang berhak.
"Laporan keuangan dari 2005-2020 yang sudah teraudit dan dapat opini WTP sudah dipublish di web, sebagai bentuk transparansi," lanjutnya.
Respon beragam menggema di media sosial dan media mainstream. Belakangan pasca munculnya laporan investigasi Majalah Tempo itu, di medsos muncul tagar 'aksi cepat tilep' sebagai plesetan dari Aksi Cepat Tanggap dan muncul tagar 'jagan percaya ACT'.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto