Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Westpac, Perbankan 4 Besar dari Australia

Kisah Perusahaan Raksasa: Westpac, Perbankan 4 Besar dari Australia Kredit Foto: Reuters/Loren Elliott
Warta Ekonomi, Jakarta -

Westpac Banking Corporation atau dikenal Westpac adalah bank asal Australia dan penyedia layanan keuangan dari Sydney. 

Westpac adalah salah satu dari empat bank utama di Australia bersama dengan pesaing National Australia Bank, Commonwealth Bank of Australia, dan Australia and New Zealand Banking Group.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Eksistensi 'Raja Ponsel' Nokia Tak Lekang Dimakan Zaman

Fortune Global 500 mencatat bahwa Westpac menjadi salah satu perusahaan raksasa tahun 2020 dengan total pendapatan 26 miliar dolar AS. Sedangkan keuntungan atau profit sekitar 4,7 miliar dolar AS.

Dikutip berbagai sumber, Bank ini didirikan pada tahun 1817 dan didirikan pada tahun 1850 sebagai Bank of New South Wales. 

Perusahaan melayani lebih dari delapan juta pelanggan --baik ritel maupun komersial-- dan menyediakan perbankan, investasi, asuransi, dan berbagai layanan keuangan lainnya. Operasi di Australia menyumbang 68 persen dari keuntungan, sementara Selandia Baru memperoleh 18 persen, dan wilayah lain menopang 14 persen sisanya.

Ini adalah masa yang penuh tantangan, dimulai dengan kerugian serius pada tahun 1821 ketika ditemukan bahwa Kepala Kasir Bank of NSW telah mencuri setengah dari modal yang ditempatkannya, tidak ada satupun yang dapat dikembalikan.

Ekspansi besar Bank dimulai sebagai tanggapan terhadap demam emas pada tahun 1851 ketika melihat peluang untuk mendirikan agen pembelian emas dalam menanggapi kebutuhan penambang dan pedagang. Itu telah berkembang dari satu kantor di Sydney menjadi jaringan 37 cabang pada tahun 1861.

Jatuhnya pasar saham New York pada Kamis Hitam, 24 Oktober 1929 menandai dimulainya depresi di pasar internasional. Tanda penting pertama di Australia datang pada bulan Januari tahun itu, ketika Alfred Charles Davidson menjadi manajer umum.

Davidson menganjurkan inisiatif yang berani untuk menyesuaikan nilai tukar di London ke bawah dari par menjadi £A130 = £100stg pada tahun 1931. Ini membantu melunakkan dampak depresi di Australia dan memicu pemulihan ekonomi yang sedang sakit.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: