Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hampir Rampung, Bendungan Sadawarna di Subang Kedepankan Konsep Green Natural Recycle

Hampir Rampung, Bendungan Sadawarna di Subang Kedepankan Konsep Green Natural Recycle Kredit Foto: Kementerian PUPR

Natural pond ini nantinya akan mencukupi kebutuhan air di lingkungan fasilitas untuk UPB bendungan dengan treatment pengelolaan air secara natural menggunakan chamber-chamber untuk menangkap air limpasan untuk disaring dan diendapkan secara biologis kemudian di dasar kolam menggunakan under gravel treatment.

Air yang di dalam kolam nantinya akan dipompa naik ke dalam tower air di ketinggian 7 meter untuk dapat disalurkan ke dalam gedung-gedung dan rumah secara gravitasi dan air limpasan akan kembali ke chamber dan kolam. 

Baca Juga: Menteri Basuki Targetkan Bendungan Jlantah di Karanganyar Rampung Tahun 2024

Keempat, pada timbunan main dam Bendungan Sadawarna akan dilengkapi geomet dan ditanam gebalan rumput untuk penanganan hilir bendungan sehingga lebih natural. Bendungan yang berada di Desa Sadawarna, Kecamatan Cibogo, Subang ini didesain memiliki tinggi bendungan 40 meter dengan panjang 933 meter dan lebar puncak 10 meter. 

Kelima, dukungan dalam mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan juga dilakukan dengan menyiapkan koridor-koridor sabuk hijau di sepanjang akses jalan lingkar yang nantinya akan dikelola oleh masyarakat sekitar dalam wadah komunitas peduli bendungan dan sebagai pengarah dari IPPU dan perizinan serta persetujuan dri BBWS Citarum Kementerian PUPR sepanjang 21,3 km untuk dapat ditanam tanaman keras produktif agar panennya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Selain itu, juga dilakukan penanaman pohon di kawasan lansekap seperti pohon baobab, abar, moringa, gayami bodhi, jengkol, kecapi, dan mangga seluruh jenis yang ada di indonesia. 

Baca Juga: Telan Dana Rp1.410 M, Bendungan Meninting Lombok Barat Rampung Tahun 2023

Jadi, fungsi sabuk hijau bukan sekadar mempercantik dari sisi estetika dan lansekap, tetapi juga menyerap karbon. Selanjutnya juga dilakukan keterpaduan pengelolaan green belt sebagai upaya konservasi sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi utama bendungan sebagai tampungan air.

Area green belt yang disiapkan seluas 93 hektare dengan penanaman pohon yang bernilai ekonomis di antaranya mangga, nangka, alpukat, matoa, petai, duku, lengkeng, sirsak dan jengkol.  

Konsep green natural recycle keenam dan ketujuh berupa pembangunan ornamen spillway dan bangunan pendukung bendungan dengan mengedepankan ornamen seni budaya lokal, seperti kujang, julang ngapak, dan rumah leuit batu curie di beberapa fasilitas pendukung bendungan di antaranya kantor pengelola, gudang material, rumah genset, rumah ibadah, area parkir, plaza, rumah dinas, gardu pandang, rumah bibit, gerbang utama, Tugu Kujang, dan dermaga. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: