Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siasat ESG di Tingkat ASEAN untuk Hadapi Krisis Lingkungan

Siasat ESG di Tingkat ASEAN untuk Hadapi Krisis Lingkungan Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Krisis iklim yang tengah menyerang dunia perlu diatasi dengan sejumlah strategi Enviromental, Social, and Governance (ESG) yang melibatkan kolaborasi banyak pihak, mulai dari pemerintah, pemegang kebijakan, hingga swasta.

"Pandemi mulai mereda, tetapi pada saat yang sama, kita tidak boleh melupakan problem besar di belakang kita, yaitu perubahan iklim. Kondisi ini membuat kita berhadapan dengan peningkatan ketimpangan pendapatan hingga krisis demi krisis lainnya. Untuk itu, perlu ada kolaborasi yang dibarengi dengan tindakan untuk menyelamatkan dunia," ujar Roongrote Rangsiyopash, President and CEO SCG, saat membuka kegiatan ESG Symposium 2022 yang dipantau secara virtual, Selasa (19/7/2022).

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal ASEAN HE Dato Lim Jock Choi mengungkapkan ASEAN akan mengimplementasikan kerangka kerja yang fokus pada tiga sektor guna mendorong penerapan ekonomi sirkular. Adapun ketiga sektor itu adalah pertanian, energi, dan transportasi.

Baca Juga: Gedung Kantor Berbasis ESG di Jakarta Masih Minim, Ternyata Ini Alasannya

"Sekor-sektor tersebut telah diidentifikasi sebagai sektor dengan dampak paling tinggi, mengingat mereka termasuk penyumbang emisi karbon tertinggi. Namun, di saat yang sama, mereka juga telah memobilisasi berbagai inisiatif berkelanjutan," jelasnya.

Selain penerapan ekonomi sirkular, strategi ASEAN juga akan mencakup bidang-bidang lain seperti identifikasi pelacakan emisi karbon dari ekosistem solusi berbasis alam untuk pasar dan investasi hijau.

Kemudian, digitalisasi juga akan menjadi kunci dalam upaya mendorong akselerasi transisi hijau untuk ekonomi sirkular rendah karbon dari sisi finansial. HE Dato Lim Jock Choi menjelaskan, "Digitalisasi menawarkan efisiensi tinggi untuk proses industri, memungkinkan inovasi untuk dekabornisasi dan mempromosikan penghematan energi."

Dia menambahkan digitalisasi juga menyediakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan kapasitas produktivitas serta memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Semua upaya-upaya tersebut juga membutuhkan dorongan dari pihak swasta, katanya, sehingga dapat mengkatalisasi transformasi agar dapat lebih berkelanjutan, tangguh, dan siap di masa depan.

"Saya pribadi mengharapkan dukungan sektor swasta dalam mewujudkan transformasi ASEAN, khususnya dari simposium kali ini," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: