Sambut Harnas UMKM, Menkop-UKM Sebut Transformasi Digital Kunci UMKM Pulih dan Tahan Resesi
Saat ini Menteri Teten mengatakan, tidak hanya e-commerce yang bertumbuh, platform lainnya juga berkembang, seperti penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi (edutech), properti berbasis teknologi (property-tech), transportasi online (ride hailing), dan pelayanan kesehatan berbasis teknologi (healthtech). Pada 2030, nilai transaksi digital di Indonesia diperkirakan mencapai masing-masing Rp160,4 triliun, Rp575 triliun, Rp202,4 triliun, Rp401 triliun, dan Rp471,6 triliun.
"Konsumsi masyarakat harus didorong bagaimana daya beli masyarakat diperkuat, menciptakan lapangan kerja, mendorong masyarakat membeli dan belanja produk dalam negeri atau produk UMKM," kata Menkop-UKM.
Baca Juga: Menkop-UKM Dorong UMKM Jajaki Potensi Ekspor Tanaman Kratom ke AS
Contohnya, komoditas khusus, yaitu minyak goreng. Kemenkop-UKM saat ini mulai dengan program minyak makan merah, petani difasilitasi dari pengolahan, pembangunan pabrik, yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak. Kemudian, juga substitusi impor kacang kedelai dengan kacang koro.
"Ini sama enaknya dengan kedelai bisa menjadi bahan pembuatan tempe maupun kecap jadi lebih produktif. Kami sedang menyiapkan ekosistemnya yang juga perlu kerja sama berbagai pihak. Bahkan, kami sudah hitung kebutuhan tiap daerah, kita perlu mengajak para pelaku koperasi tempe tahu untuk memproduksinya dengan kacang koro," kata Menteri Teten.
Sementara itu, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kemenkop-UKM dengan Himbara, Asosiasi, dan Lembaga Keuangan lainnya dalam pengembangan SKOPI.
Juga dilakukan penyerahan berbagai seperti Sertifikat HACPP, NIB, BPJS Ketenagakerjaan kepada Garda Transfumi, Sertifikasi Halal, BPOM, Tanda Daftar Merk hingga penyerahan KUR Mikro kepada UMKM, sekaligus peluncuran ISSMEI (Layanan Terintegrasi UMKM).
Kerja Sama Perdagangan
Menkop-UKM Teten mengapresiasi inisiatif kerja sama perdagang yang dilakukan antarprovinsi dalam hal pertukaran produk UMKM seperti yang dilakukan antara Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel).
"Ide perdagangan antarprovinsi penting guna menggenjot ekonomi dalam negeri. Kami apresiasi langkah kedua provinsi ini. Daerah memiliki peran menciptakan ekonomi yang sehat," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum