Kejar Target Dekarbonisasi 32,50%, PKT Resmikan PLTS Atap Seluas 6.500 Meter Persegi
Sistem on grid ini dapat mengirim kelebihan daya yang dihasilkan apabila PLTS mengalami kelebihan suplai ke jaringan secara otomatis. Sehingga, surplus daya tersebut nantinya dapat digunakan jika dibutuhkan.
"Dengan adanya pemasangan PLTS Atap di area perkantoran, mampu mengurangi konsumsi listrik dari perusahaan dengan rata-rata sekitar 139.000 KWh per bulan. Sebagai perbandingan, konsumsi listrik di kawasan perkantoran PKT sendiri sebelumnya rata-rata mencapai di atas 150.000 KWh per bulan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Rahmad menyebut sejak Januari hingga Agustus 2022, produksi PLTS Atap PKT telah mencapai total 980,71 megawatt hour (MWH), dengan potensi produksi energi per hari dapat mencapai sebesar 3,21 MWH dengan kondisi matahari penuh.
Selain itu, jumlah produksi energi tersebut mampu menekan buangan gas limbah (CO2 Avoided) mencapai total 468,26 ton, atau setara penggunaan batu bara (Standard Coal Saved) yang tadinya digunakan pada pembangkit listrik konvensional hingga sebesar 394,34 ton.
“Dengan adanya peresmian pendayagunaan PLTS Atap di lingkungan perkantoran ini, diharapkan dapat menjadi faktor pendukung bagi perusahaan dalam mencapai target penurunan emisi karbon secara berkelanjutan. Ke depannya, PKT akan terus fokus dalam menghadirkan strategi dan terobosan terbaik guna menjadi pionir dalam transformasi industri petrokimia yang lebih hijau, juga untuk meningkatkan efisiensi energi secara menyeluruh. Dan yang paling penting, PKT juga akan terus mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti