Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jepang Fokus Perbanyak Jumlah Pelancong Asing, Ternyata Ini yang Dilakukan

Jepang Fokus Perbanyak Jumlah Pelancong Asing, Ternyata Ini yang Dilakukan Kredit Foto: Bloomberg/Toru Hanai
Warta Ekonomi, Tokyo -

Jepang telah mengupayakan untuk mencabut kebijakan terkait batas harian 50.000 orang yang memasuki negara itu pada Oktober mendatang. 

"Sekaligus Oktober nanti perjalanan pribadi sudah dimungkinkan untuk memasuki Jepang," kata sumber seperti dikutip media online, Selasa (13/9/2022).

Baca Juga: Indonesia-Jepang Perkuat Kerja Sama Industri dalam Forum Bilateral dan Regional

Pada saat yang sama, pertimbangan akan diberikan untuk menerima turis individu dan membebaskan visa untuk masa tinggal jangka pendek.

Keputusan akhir akan dibuat paling lambat akhir September 2022 ini, setelah memastikan tren penyebaran virus Corona nantinya.

Melalui relaksasi ini, perusahaan berharap dapat menciptakan lingkungan yang memudahkan orang asing untuk mengunjungi Jepang.

Negeri Sakura ini adalah satu-satunya negara di antara anggota tujuh negara maju (G7) yang saat ini memiliki batas atas jumlah orang yang masuk ke negara itu.

Member G7 lainnya sudah membaskan jumlah orang masuk.

Sebelumnya, Jepang pada hari Rabu, 7 September 2022 membuka perbatasannya untuk turis asing dalam tur tanpa pemandu atau yang disebut dengan tur mandiri.

Hal ini sangat dinantikan oleh beberapa turis asing karena sejak bulan Juni, Jepang hanya membuka perbatasannya untuk turis asing dalam tur yang dikawal.

Tur mandiri saat ini menjadi kata kunci baru dalam hal perbatasan dan aturan perjalanan Jepang.

Selain itu, Jepang juga menaikkan batas kedatangan harian ke negaranya menjadi 50.000, kenaikan yang luar biasa.

Selain meningkatkan jumlah orang yang bisa berkunjung, Jepang juga menurunkan persyaratan tes pra-kedatangan bagi mereka yang telah divaksinasi tiga suntikan vaksin virus Covid-19.

Namun, terlepas dari langkah tersebut, Jepang masih konservatif dibandingkan dengan negara ekonomi utama lainnya seperti Inggris dan Perancis. Negara-negara tersebut telah mencabut pembatasan perjalanan internasional seluruhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: