Gawat! Kalau AHY Nggak Ikut Nyapres, LSJ Sebut Demokrat Bakal Makin Terperosok: Hal yang Sama Bisa Terjadi di PDIP
Pada Pilpres 2014, Partai Golkar kembali mengusung JK sebagai cawapres sehingga di pemilu legislatif (Pileg) masih sanggup bertahan di posisi dua besar. Namun pada Pemilu 2019, untuk pertama kalinya Partai Golkar terperosok di posisi ketiga (12,57 persen) karena tidak ada tokoh sentralnya yang ikut berkontestasi di Pilpres.
Contoh lain adalah Partai Demokrat yang absen dalam kontestasi Pilpres 2014 dan 2019. Pada Pemilu 2014, suara partai berlogo tiga berlian itu terjun bebas menjadi 10,90 persen, padahal pada Pemilu 2009, menjadi pemenang dan meraih 20,85 persen suara.
Baca Juga: Terlihat Jutek Saat Bagikan Kaos, Loyalis AHY: Puan Maharani Mau Ngajak Berantem Masyarakat?
Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Demokrat semakin terpuruk menjadi 7,77 persen saja karena tak ada tokoh sentral partai tersebut yang maju dalam kontestasi Pilpres 2019.
Sementara itu, Partai Gerindra yang sejak Pemilu 2009 hingga 2019 selalu memajukan tokoh sentralnya Prabowo Subianto, terus mengalami kenaikan suara yang cukup signifikan. Pada Pemilu 2009 ketika Prabowo menjadi cawapres, Partai Gerindra baru memperoleh 4,46 persen.
Lantas pada Pemilu 2014 saat Prabowo maju sebagai capres, suara Partai Gerindra melejit menjadi 11,81 persen. Begitu pula ketika pada Pemilu 2019 Prabowo maju lagi sebagai capres, suara Partai Gerindra naik lagi menjadi 12,57 persen dan menjadi runner up mengalahkan Partai Golkar dan Partai Demokrat yang tidak ikut nyapres.
"Efek ekor jas (coat-tail effect) dari pencapresan Prabowo terbukti telah mengungkit perolehan suara Partai Gerindra dari pemilu ke pemilu," kata Fetra.
Para calon pemilih atau konstituen partai besar lain khususnya Partai Golkar dan Partai Demokrat rupanya belajar dari kisah sukses Partai Gerindra tersebut sehingga kini mereka tak rela tiket capres partainya dimanfaatkan oleh tokoh di luar partai. Bahkan ambisi PDI Perjuangan untuk membuat hattrick kemenangan di Pemilu 2024 bisa kandas jika tokoh sentral partai mereka tidak ikut maju dalam kontestasi Pilpres.
Baca Juga: Heboh Video Andi Arief Tuduh Puan Maharani, Bagaimana Nasib Safari Politik PDIP ke Partai Demokrat?
Survei LSJ ini dilakukan pada 10 hingga 20 September 2022 di 34 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Populasi survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau belum 17 tahun tapi sudah menikah.
Total sampel sebesar 1220 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertahap (multi-state random sampling). Batas kesalahan (margin of error)+/- 2,81 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: