Dihujat Usai Sebut Polisi Lempar Gas Air Mata Sesuai Aturan, Ade Armando: Doa Saya Bersama 125 Orang yang Tewas
Menurutnya, ini bukan pertama kali terjadi di sepak bola Indonesia, akhir-akhir ini pada 15 September lalu juga terjadi kerusuhan. Seusai Persebaya dikalahkan Trans Nusantara 1-2 di Gelora Delta Sidoarjo. Suporter ketika itu masuk ke lapangan merusak dan membakar fasilitas.
Kemudian pada 22 September, suporter PSPS Riau mengamuk gara-gara dikalahkan PSMS Medan. Mereka merusak fasilitas dan membakar bangku Stadion.
“Padahal itu bukan pertandingan sesengit Arema versus Persebaya. Di kedua kejadian Itu polisi seperti pasrah menghadapi para suporter itu,” jelasnya.
Menurut dia, bisa dipahami kalau polisi kali ini akhirnya menggunakan gas air mata. Penggunaan gas air mata adalah sebuah prosedur yang wajar dilakukan polisi. Tapi itu tidak dilakukan sembarangan.
“Saya mengakui gas air mata itu akhirnya membuat panik banyak suporter yang sebenarnya tidak terlibat dalam penyerbuan ke lapangan. Tapi saya tidak melihat itu dilakukan oleh Polisi sebagai cara represif mereka apalagi melanggar HAM,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty