Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Ekonomi yang Makin Gelap, ini yang Wajib Anda Persiapkan

Hadapi Ekonomi yang Makin Gelap, ini yang Wajib Anda Persiapkan Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kemungkinan resesi ekonomi secara global yang akan terjadi dalam 12 bulan ke depan semakin menguat. Hal ini membuat prospek ekonomi global akan semakin gelap di tahun depan.  

Inflasi yang tinggi, ekonomi yang melambat, Pengetatan kebijakan moneter, krisis pangan dan energi, serta ketegangan Ukraina-Rusia yang belum kunjung usai disinyalir akan membuat sejumlah negara alami resesi di tahun depan.

Lalu, apa yang harus kita persiapkan dalam menghadapi ekonomi yang semakin gelap di tahun depan? Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira akan memberikan tipsnya. Baca Juga: Minta Bantuan Sektor Keuangan, Sri Mulyani: Menjaga Perekonomian Indonesia Tidak Mudah!

Pertama, menurut Bhima, masyarakat harus banyak berhemat dan menurunkan gaya hidup. Lupakan dahulu membeli barang-barang untuk kepentingan gaya hidup dan prioritaskan untuk kebutuhan pokok.

"Cash is the king masih berlaku dalam menghadapi resesi. Semakin aman likuiditas rumah tangga maka semakin tahan terhadap kenaikan harga," ujar Bhima di Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Tips kedua, lanjut Bhima, adalah mencari pendapatan sampingan untuk berjaga-jaga dari naiknya biaya hidup. Misalnya suami bekerja dan mendapat gaji tetap, tapi istri bisa membantu dengan berjualan atau buka warung.

"Sekreatif mungkin cari pendapatan sampingan terlebih kenaikan upah minimum rata-rata sangat kecil tahun ini," ucapnya. Baca Juga: Ekonomi Gelap di Tahun Depan, 15 Negara Bakal Alami Resesi

Berikutnya, yang tak kalah penting adalah mempersiapkan dana darurat minimum 10% dari penghasilan Anda, lebih banyak porsi dana darurat yang disisihkan akan semakin baik tentunya. Dana darurat ini penting untuk mengantisipasi apabila terjadi kondisi yang tidak diinginkan seperti PHK atau dirumahkan.

"Masyarakat juga bisa mengurangi ketergantungan terhadap barang impor khususnya pangan. Inflasi dan pelemahan kurs akan sebabkan penyesuaian terhadap harga barang impor," jelas Bhima.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: