Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Populasi Cumi Bangka Kian Menurun, KKP Dorong Upaya Pelestarian Refugia Perikanan

Populasi Cumi Bangka Kian Menurun, KKP Dorong Upaya Pelestarian Refugia Perikanan Kredit Foto: KKP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) mendorong pelestarian cumi bangka lewat konsep refugia. Menurut KKP, langkah pelestarian tersebut diperlukan untuk meningkatkan populasi cumi bangka yang cenderung kian menurun.

Pada FGD pembahasan naskah akademik fisheries refugia di Kantor Dinas Kelautan & Perikanan (DKP) Bangka Belitung, 12 Oktober 2022, Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) BRSDM, mengeluarkan Rekomendasi Konsep Refugia Perikanan untuk melestarikan komoditas cumi bangka.

Baca Juga: Distribusikan Hasil Perikanan, KKP Gandeng KAI Logistik

Refugia perikanan merupakan upaya pemulihan sumber daya ikan tertentu melalui perlindungan habitat pada fase kritis dalam siklus hidup ikan tersebut. Hal ini berkaitan dengan keberlanjutan stok sumber daya ikan melalui upaya yang difokuskan pada pengelolaan habitat penting (critical habitat) dan daerah penangkapan (fishing ground).

Sekretaris BRSDM, Kusdiantoro, menuturkan cumi-cumi adalah komoditas ekspor perikanan ketiga terbesar, di mana tren ekspor cumi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Lima tahun terakhir rata-rata ekspor cumi Indonesia naik sekitar 14,7 persen dimana pada tahun 2021, tercatat nilai ekspor mencapai USD619 Juta.

Baca Juga: KKP: Penjualan Ikan Hias Air Tawar Ilegal Beri Dampak Buruk pada Negara

"Bangka Belitung merupakan salah satu sentra produksi cumi-cumi di Indonesia dengan kualitas cumi-cumi termasuk yang terbaik di pasar ekspor. Namun dari hasil kajian, diketahui terdapat indikasi penurunan populasi cumi di perairan Bangka Belitung. Hal tersebutlah yang mendorong tim perikanan refugia menetapkan jenis cumi bangka menjadi salah satu target yang akan dikonservasi dengan konsep refugia perikanan (fisheries refugia)," tegas Kusdiantoro dalam keterangannya, Jumat (14/10/2022).

Untuk itu, konsep refugia perikanan menjadi suatu solusi strategis yang dapat diadopsi oleh Pemprov Babel untuk menjaga keberlangsungan komoditas cumi-cumi di Kepulauan Bangka Belitung. Naskah akademik ini disusun oleh tim refugia perikanan berbasiskan data hasil kajian ilmiah yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai dasar kebijakan pengelolaan sumber daya ikan guna mengatasi permasalahan terkait perikanan cumi-cumi di Perairan Bangka. 

"Nantinya, naskah akademik ini akan kami sempurnakan dan menjadi kado untuk ulang tahun Pemprov yang akan diserahkan kepada Gubernur, untuk dapat dimanfaatkan sebagai landasan dalam pengelolaan sumber daya perikanan di Babel," tutur Kusdiantoro.

Saat ini, Indonesia sendiri tengah membangun konsep refugia perikanan melalui kegiatan South East Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) Fisheries Refugia.

Baca Juga: KKP Dorong Ekosistem Pasar Ikan Hias Air Tawar dalam Gelaran Kalikan Expo 2022

Indonesia, dalam hal ini BRSPDI BRSDM KKP, merupakan unit pelaksana teknis kegiatan dimaksud, bersama dengan beberapa negara anggota SEAFDEC lainnya yaitu Thailand, Kamboja, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Melalui FGD ini, Kusdiantoro pun berharap dapat menghasilkan suatu wilayah yang dikelola dengan konsep refugia melalui dukungan dari semua stakeholder terkait.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, menerangkan kawasan konservasi perairan Indonesia setiap tahunnya terus bertambah dan ditargetkan pada 2030 mencapai 32,5 juta hektar.

Baca Juga: KKP Tempatkan Rumput Laut jadi Budi Daya Prioritas

Langkah ini berkaitan dengan implementasi program ekonomi biru yang salah satunya melalui perluasan kawasan konservasi. KKP juga tengah membuat rencana target untuk dapat memperluas kawasan konservasi hingga 30 persen dari luas perairan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: