Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Minta Golkar Jangan Lama-lama Putuskan Capres yang Akan Didukung, Refly Harun Sebut Mengarah ke Ganjar Pranowo: Ingin Tantang PDIP!

Jokowi Minta Golkar Jangan Lama-lama Putuskan Capres yang Akan Didukung, Refly Harun Sebut Mengarah ke Ganjar Pranowo: Ingin Tantang PDIP! Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar beberapa waktu lalu mencuri perhatian. Satu di antara pernyataan yang jadi sorotan adalah Jokowi yang meminta agar Golkar segera mengumumkan Calon Presiden yang akan didukung di Pilpres 2024.

Mengenai pesan Jokowi ke Golkar ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun ikut berkomentar. Menurut Refly Jokowi mengirimkan sinyal agar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dinaungi Golkar segera deklrasikan Ganjar Pranowo.

“Padahal Golkar sendiri kalau dia mengikuti partainya jelas dia mengikuti Airlangga Hartarto, tapi sepertinya yang ditunggu yang jangan lama-lama itu Golkar dan KIB mendeklarasikan dukungan ke Ganjar Pranowo,” Refly dalam kanal Youtube Refly Harun Channel, dikutip Minggu (23/10/22).

Menurut Refly jika KIB yang dinaungi Golkar mendeklarasikan Ganjar Pranowo, maka sudah ada kejelasan terhadap langkah mereka.

Selain itu, Refly menilai dengan deklarasi dukungan ke Gubernur Jawa Tengah tersebut oleh KIB, menjadi sarana untuk menekan PDIP dan Megawati yang saat ini dinilai lebih mengarahkan dukungan ke Puan Maharani.

“Ini teorinya, kalau KIB yang ditulangpunggungi Golkar mencalonkan Ganjar Pranowo maka selain itu ada kepastian juga menekan PDIP, selain menekan juga menantang PDIP berani nggak dia mecalonkan Puan Maharani atau bermanuver lain menjadikan Puan sebagai wakil Prabowo atau Anies Baswedan misalnya,” jelas Refly.

Menurut Refly Apa yang terjadi mengenai peta kekuatan di lingkar kekuasaan Jokowi menarik karena Jokowi sendiri dinilai mulai ikut terlibat dalam langkah praktis partai politik.

Refly juga menduga skenario pencalonan di Pilgub DKI 2017 bisa terjadi di Pilpres 2024.

“Jokowi mengingkan KIB itu cepat mendeklarasikan jagoannya agar bisa cepat menekan Megawati, jadi nanti seperti NasDem yang menekan Megawati untuk mencalonkan Ahok. Kita tahu yang pertama kali mendeklarasikan Ahok adalah NasDem tapi kemudian di tengah jalan PDIP bergabung, mengapa? Karena PDIP tak punya calon lain,” jelas Refly.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: