Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maarif Institute Luncurkan Tiga Buku Karya Ahmad Syafii Maarif

Maarif Institute Luncurkan Tiga Buku Karya Ahmad Syafii Maarif Maarif Institute Luncurkan Tiga Buku Karya Ahmad Syafii Maarif | Kredit Foto: Maarif Institute
Warta Ekonomi, Jakarta -

MAARIF Institute luncurkan tiga buku yang berisi pikiran-pikiran Ahmad Syafii Maarif.  Tiga buku ini berjudul, “Bulir bulir Refleksi Sang Mujahid” (Kompas, 2022), “Indonesia Jelang Satu Abad, Refleksi tentang Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan” (Mizan, 2022), dan “Al-Quran Untuk Tuhan Atau Untuk Manusia?” (Suara Muhammadiyah, 2022). Tiga buku ini diluncurkan secara bersamaan di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Pusat (27/10/2022) siang.

Acara ini diselenggarakan MAARIF Institute bekerjasama dengan Pergerakan Indonesia Untuk Semua (PIS). Acara peluncuran dan diskusi buku ini dihadiri oleh sejumlah narasumber, di antaranya, Ade Armando (Ketua Umum Pergerakan Indonesia untuk Semua), Budiman Tanuredjo (Wartawan Senior Kompas), Siti Musdah Mulia (Penulis Buku Ensiklopedia Muslimah Reformis) dan Putut Widjanarko (Dosen Universitas Paramadina). Bertindak sebagai moderator dalam acara ini, Moh. Shofan (Direktur Program Maarif Institute).

Baca Juga: Video Underpass Terpanjang di Indonesia Viral, Warganet Puji Keberhasilan Infrastruktur Jokowi

Sebelum sesi diskusi buku dimulai, acara ini diawali dengan pengumuman pemenang sayembara video pendek lomba menulis essai sekaligus penyerahan hadiah secara simbolis. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan replika buku dan penyerahan buku karya Ahmad Syafii Maarif kepada sejumlah perwakilan, yaitu Clara Juwono (Yayasan Ahmad Syafii Maarif), Putri K. Wardani (Deklarator PIS), Subiyantoro (pejabat negara), St. Sularto (Media Kompas), Ifa Hanifah Miscbah (NGO) dan Nirwansyah (perwakilan peserta pemenang sayembara).

Abd. Rohim Ghazali selaku Direktur Eksekutif Maarif Institute, sangat mengapresiasi pemikiran-pemikiran kritis almarhum Buya Syafii, terkait isu-isu keislaman, kebangsaan, kemanusiaan, kebhinekaan, dan keadilan sosial.Kumpulan tulisan Buya Syafii yang tercecer di media, baik di Kompas maupun di Republika, lanjut Rohim, kini sudah bisa dibaca secara utuh karena sudah diterbitkan dalam bentuk buku. Produktivitas pemikiran-pemikiran Buya Syafii sangat diperlukan untuk memperkaya khazanah pemikiran Islam Indonesia.

“Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada penerbit, Kompas, Mizan dan Suara Muhammadiyah, yang dengan tulus menerbitkan kumpulan karya tulis Buya Syafii, sehingga kini sudah bisa dinikmati oleh anak anak bangsa. Penerbitan ini, tentu merupakan usaha keras untuk merekam riwayat intelektualisme Buya Syafii yang selama ini berkembang di ruang publik. Kami berharap kehadiran ketiga buku ini dapat memberikan sumbangan dalam memperkaya khazanah Islam Indonesia”, ujar Rohim.

Mengawali pemaparannya, tokoh perempuan Muslim, Musdah Mulia, mengucapkan selamat atas terbitnya tiga buku Buya Ahmad Syafii Maarif. Buku ini layak dibaca tidak hanya oleh mereka yang tertarik dengan masa depan dunia Islam, tetapi juga oleh setiap orang yang peduli akan masa depan kemanusiaan. Menurut Musdah, Buya Syafii merupakan sosok yang berani dan mengungkapkan pendapat secara kritis, obyektif dan jernih. Sosok seperti inilah yang, menurutnya, dibutuhkan bangsa Indonesia sekarang ini. Buya juga orang yang berempati pada orang-orang yang mengalami penindasan. Itu terlihat ketika Buya dengan berani tanpa rasa takut menyebut Ahok tidak menghina Al Quran, khususnya Surat Al-Maidah 51.

Baca Juga: Ungkit Pidato Jokowi, Sejumlah Elite Golkar Siap Mensupport Anies Baswedan: Saya Pindah Dukungan...

Musdah juga menambahkan bahwa Buya Syafii adalah juga tokoh yang sangat memberikan perhatian penuh serta penghormatan setinggi-tingginya pada kaum perempuan. “Meskipun Buya Syafii tidak menulis hal-hal yang lebih spesifik tentang isu-isu kesetaraan dan keadilan gender, isu feminisme, bagi saya cukup dua hal. Buya tidak melakukan poligami dan tidak melakukan kekerasan terhadap perempuan, baik di ruang domestic maupun ruang publik" jelas Musda Mulia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: