Rekonsiliasi Pasca-Pilpres 2019 Hanya Terjadi di Kalangan Elite, NasDem Soroti Besarnya Potensi Polarisasi di Pilpres 2024
Ketua Forum 2045 Untoro Hariadi mengatakan, pergelaran Pilpres 2014 dan 2019 masih menyisakan residu politik yang membelah masyarakat secara tajam. Bahkan, setelah bergabungnya Prabowo Subianto dalam Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, ternyata tidak menyatukan publik dalam kerja sama yang produktif.
Fakta itu mengindikasikan belum adanya upaya serius dari berbagai kalangan untuk merajut persatuan bangsa yang terkoyak oleh perkubuan politik.
"Rekonsiliasi dan reintegrasi penting untuk digaungkan dalam upaya menjaga eksistensi negara-bangsa yang kita cintai dari potensi perpecahan, pengerdilan budaya, dan involusi kebangsaan," ucap Untoro.
Menurut Untoro, ajakan rekonsiliasi dan reintegrasi bangsa sangat relevan mengingat kehidupan politik Indonesia secara umum masih belum beranjak dari kebanalan dan pragmatisme. Ajakan tersebut juga bermanfaat sebagai antisipasi menjelang Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang yang rentan dengan kemunculan politik identitas.
"Literasi yang rendah dan daya kritis yang tumpul di tingkat akar rumputnya dapat disulut menjadi kayu bakar konflik, dengan api yang bernama populisme. Dalam situasi semacam itu, isu politik identitas dapat dimainkan untuk kepentingan kekuasaan, tanpa memperhitungkan dampaknya bagi bangunan kebangsaan kita," ujar dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: