Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Centris Sebut Xi Jinping Manfaatkan ajang G20 untuk Naikkan Pamor

Centris Sebut Xi Jinping Manfaatkan ajang G20 untuk Naikkan Pamor Kredit Foto: Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana

Sejalan dengan pernyataan Wang, Xinhua, People's Daily, dan CCTV mulai menggunakan sebutan pemimpin partai besar dan negara besar saat menyebut Presiden Xi Jinping.

Disinyalir, ini gegara kemunduran politik Xi Jinping serta memiliki hubungan dengan konstitusi partai yang telah direvisi, dimana teks lengkapnya telah dirilis empat hari setelah kongres nasional Partai Komunis China berakhir.

“Slogan ‘dua pendirian’  yang menunjukkan kesetiaan tertinggi kepada Xi Jinping, tidak dimasukkan ke dalam teks. Ditambah bukan lagi dijuluki sebagai pemimpin rakyat China,wajar jika banyak yang menilai hal ini adalah tanda-tanda kemunduran politik Xi Jinping,” jelas AB Solissa.

Lebih dari itu, CENTRIS memandang turunnya pamor politik Xi Jinping dapat di lihat dari situasi China saat ini, dimana rakyat Tiongkok berani melakukan demo besar-besaran meminta Xi Jinping mundur sebagai Presiden

Presiden Xi Jinping terus mendapat tekanan setelah demonstrasi memprotes pemerintah kian sering terjadi di China belakangan ini.

Baru-baru ini, demonstrasi yang terjadi di sejumlah kota seperti Urumqi, Beijing, hingga Shanghai bahkan terang-terangan menuntut Xi dan Partai Komunis untuk mundur.

“Selama ini, China dikenal sebagai negara yang membungkam perbedaan pendapat. Karena itu, demonstrasi apalagi yang menuntut langsung penguasa untuk mundur hampir tidak pernah terjadi di Negeri Tirai Bambu,” ucap AB Solissa.

Semakin meluas, demonstrasi menjalar ke beberapa kota lain di China.Tak peduli dengan tekanan aparat, massa malah makin besar menjelang malam hari. Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti, "Xi Jinping mundur! Partai Komunis China mundur!"

Sempat bubar di malam hari, para warga melanjutkan aksi mereka pada pagi hari bahkn unjuk rasa lainnya pecah berbagai kota di China, termasuk ibu kota Beijing.

Di pagi hari, sekitar 200-300 mahasiswa berunjuk rasa di salah satu kampus elite di Beijing, Universitas Tsinghua. Satu video yang sudah diverifikasi AFP menunjukkan para mahasiswa berteriak, "Demokrasi dan supremasi hukum. Kebebasan berekspresi."

“Jelas sekali, ini pertanda turunnya pamor politik Xi Jinping. Namun disisi lain, ada angin segat bagi jalannya demokrasi di Tiongkok, dimana rakyat China mulai berani melawan tirani di negeri tirai bambu tersebut,” pungkas AB Solissa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: