Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Stop Serang Hoaks ke Anies Baswedan: Rekam Jejaknya Baik, Ia Tak Pernah Diskriminasi....

Stop Serang Hoaks ke Anies Baswedan: Rekam Jejaknya Baik, Ia Tak Pernah Diskriminasi.... Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Eks Wakil Ketua Komnas HAM, Muhammad Nurkhoiron, menyayangkan maraknya hoaks yang terus diproduksi untuk kepentingan politik elektoral.

Pengurus Lakpesdam PBNU tersebut menyoroti fabrikasi informasi yang keliru dan menyesatkan terkait Anies Baswedan, khususnya usai pendeklarasian eks Gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon presiden oleh Partai Nasdem.

”Selama ini Anies diframing sebagai intoleran dan sebagainya. Padahal rekam jejak dia selama memimpin tidak seperti itu. Ia berhasil membangun Jakarta dengan karakter kesetaraan dan inklusif,” ujar Nurkhoiron dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/12).

Baca Juga: Beda Sama Anies yang Ditunggu Tibanya, Rocky Gerung: Orang Nunggu Ganjar Bagi-Bagi Amplop!

Dia mengakui secara obyektif bahwa Anies telah berhasil menempatkan diri sebagai figur pemimpin untuk semua kalangan. 

Menurutnya, kebijakan-kebijakan Pemprov DKI selama Anies menjabat, seperti bantuan tempat ibadah untuk semua agama serta pemberian ijin pendirian kuil bagi kelompok Hindu Tamil di Jakarta merupakan terobosan yang harus diapresiasi.

”Anies juga tak pernah mendiskriminasi warga, termasuk diskriminasi ekonomi dalam bentuk penggusuran orang miskin yang sebelumnya kerap terjadi,” tambahnya.

Nurkhoiron pun mengimbau agar produksi informasi hoaks yang digunakan untuk ’menyerang’ Anies di media sosial dapat dihentikan.

Sebab, penyebaran narasi bohong nan penuh kebencian tentang lawan politik merupakan perbuatan yang bertentangan dengan semangat demokrasi.

”Kita boleh mendukung atau tidak mendukung siapa pun, tapi bukan dengan cara menebarkan hoaks dan ujaran kebencian,” pungkasnya.

budayawan Sabrang Mowo Damar Panuluh atau yang akrab dikenal sebagai Noe mengatakan ruang publik harus mampu memberikan jalan bagi munculnya ide-ide terbaik bangsa.

Sebab, ruang publik sejatinya merupakan wahana di mana warga negara bisa berinteraksi untuk merundingkan isu-isu bersama dalam berbagai sudut pandang.

"Akan sangat berbahaya jika ruang publik dipengaruhi untuk mengamini pemikiran satu atau segelintir orang saja," katanya.

Vokalis grup band Letto tersebut menilai masyarakat perlu menjaga agar ruang publik dapat menjadi arena interaksi gagasan secara sehat.

Inisiator aplikasi media sosial symbolic itu memprihatinkan kuatnya nuansa permusuhan dan kebencian dalam media sosial.

”Kita dalam satu society (masyarakat) setuju dengan hak bicara, hak (menyampaikan) ide, dan lainnya. Namun, perlu diingatkan pula tanggung jawab komunal untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan,” tegas Noe.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: