Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) sekaligus Komisaris Allo Bank, Aviliani, mengungkapkan lima tantangan ekonomi yang akan dihadapi Indonesia pada 2023.
Pertama, terkait dengan bahan baku impor. Aviliani menyebut tantangan ekonomi muncul karena depresiasi rupiah. Selain itu, harga bahan baku juga akan semakin mahal karena biaya produksi yang meningkat.
Baca Juga: Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik-baik Saja, Begini Perkiraan Market 2023 dari Para Pelaku Pasar
"Mau tidak mau, beberapa industri pasti akan menaikkan harga. Kenapa? Karena rupiah saat ini sudah menyentuh Rp15.600-an, dari sebelumnya Rp14.600-an. Jadi kemungkinan ada adjustment dari kenaikan harga karena nilai tukar," jelasnya, pada dialog "Peran APBN dalam Pemulihan Ekonomi" oleh Kementerian Keuangan, Senin (12/12/2022).
Kedua, Aviliani menyoroti soal kenaikan biaya pinjaman dari berbagai kebijakan moneter di negara maju dan kenaikan harga energi menyebabkan kenaikan suku bunga acuan.
"Kemarin kita itu terlambat, karena naikkannya terakhir, capital outflow-nya sudah keluar, jadi obligasi pemerintah yang tadinya dikuasai asing 35%, sekarang jadi 14%," ungkapnya.
Ketiga, permintaan ekspor melambat. Menurut Aviliani, produk berorientasi ekspor bisa terpukul karena penurunan permintaan.
Baca Juga: Catat! Eks Wamenkeu Sebut RI Akan Hadapi Perlambatan Ekonomi, Bukan Resesi
"Ke depannya, kita harus lihat struktur industri kita. Mana sih yang sebenarnya kita punya kompetensi, nah itu yang ditingkatkan dan diberikan insentif," sarannya.
Lalu, keempat, tantangan dalam daya beli konsumen. Serta, terakhir terkait peranan stimulus fiskal pemerintah dalam membantu dunia usaha diprediksi akan menurun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas