Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketahuan Jadi Pemasok Pabrik Tank Vladimir Putin, Orang Terkaya Rusia Dituntut Ukraina!

Ketahuan Jadi Pemasok Pabrik Tank Vladimir Putin, Orang Terkaya Rusia Dituntut Ukraina! Kredit Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Taipan baja Rusia, Vladimir Lisin yang memiliki perkebunan penembakan Skotlandia harus dikenai sanksi karena memasok salah satu pabrik tank terbesar Vladimir Putin. Tuntutan tersebut dijatuhkan anggota parlemen Ukraina.

Vladimir Lisin, kepala raksasa baja Rusia NLMK, adalah orang terkaya Rusia menurut majalah Forbes.

Pada bulan April, dia ditempatkan dalam daftar sanksi Australia tetapi tidak seperti taipan Rusia terkemuka lainnya, seperti Roman Abramovich dan Mikhail Fridman, sejauh ini menghindari penunjukan oleh UE, AS, dan Inggris.

Melansir MSN di Jakarta, Selasa (13/12/22) Olekskiy Goncharenko, seorang anggota parlemen Ukraina dari Odesa, menuntut untuk mengetahui mengapa Lisin menghindari daftar sanksi di UE, Inggris, dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Putin Murka, Giliran Uni Eropa Siap-siap Kirim Bala Bantuan ke Kosovo

"Perusahaannya adalah penyedia utama baja ke Uralvagonzavod," kata Goncharenko kepada The Telegraph di London pekan lalu. "Itu adalah salah satu pabrik tank terbesar Rusia. Jadi dia secara langsung memasok upaya perang."

Goncharenko menyoroti Lisin sebagai target utama dari kampanye yang dipimpinnya untuk mengkonsolidasikan dan memperluas berbagai daftar sanksi yang digunakan oleh sekutu Barat Ukraina.

Dia menulis kepada Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrel meminta mereka untuk memberikan sanksi kepada Lisin dan lima orang lainnya pada bulan Oktober. Sejauh ini, permintaan itu telah diabaikan.

Lisin dikenai sanksi oleh Australia, tetapi tidak di UE, AS, atau Inggris. Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai USD18,4 miliar (Rp288 triliun). Dia mengakuisisi perkebunan Aberuchil seluas 3.000 hektar di Perthshire pada tahun 2005.

Seperti banyak pengusaha terkaya Rusia, Lisin secara umum berusaha untuk tidak terlibat dalam perdebatan seputar invasi negara itu ke Ukraina. Dia dikenal tidak menonjolkan diri dibandingkan banyak miliarder Rusia lainnya, dan jarang memberikan wawancara.

Namun, dia tampaknya mempertanyakan moralitas invasi dalam sebuah surat kepada karyawan pada bulan Maret, menulis bahwa kematian orang di Ukraina adalah tragedi yang sulit untuk dibenarkan atau dijelaskan. Ia juga menyerukan solusi diplomatik yang damai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: