Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produksi Beras vs Konsumsi Beras Bangka Tengah

Oleh: Ratih Kusumastuti, Peneliti Bappelitbangda Bangka Tengah

Produksi Beras vs Konsumsi Beras Bangka Tengah Kredit Foto: Istimewa

1. Rasio luas baku lahan pertanian terhadap jumlah penduduk desa (Luas Baku Lahan Pertanian)

2. Rasio jumlah sarana dan prasarana penyedia pangan terhadap jumlah rumah tangga (Sapras penyedia Pangan)

Baca Juga: Bendungan Sadawarna Bantu Indramayu Surplus Beras

3. Rasio penduduk dengan tingkat kesejahteraan terendah terhadap jumlah penduduk (Penduduk Tidak Sejahtera)

4. Desa yang tidak memiliki akses penghubung memadai (Akses Penghubung)

5. Rasio jumlah rumah tangga tanpa akses air bersih terhadap jumlah rumah tangga (Tanpa air bersih)

6. Rasio jumlah penduduk desa per tenaga kesehatan terhadap kepadatan penduduk (Tenaga Kesehatan)

Selain yang Kerawanan pangan tersebut terjadi akibat ketimpangan antara produksi dengan kebutuhan masyarakat juga ketimpangan produksi pangan dibanding kebutuhan, kerawanan juga dipicu persentase penduduk miskin yang relatif tinggi, prevalensi balita yang kekurangan gizi kronis (stunting), hingga akses air bersih yang masih terbatas.

Bangka Tengah sendiri saat ini memiliki penduduk sejumlah kurang lebih 201.861 jiwa. Jika diasumsikan rata rata konsumsi beras per kapita per hari sebesar 260,84 gram per hari, maka kebutuhan beras penduduk rata-rata per tahun diperkirakan mencapai 19.859,43 Ton. Mengacu pada perbandingan produksi dan kebutuhan beras penduduk diatas, terdapat selisih devisit produksi sebesar 19025,23Ton. Angka tersebut mengisayatkan bahwa Bangka Tengah masuk kategori Daerah Rawan Pangan yang belum mampu mencapai swasembada beras.

Baca Juga: Stok Beras Dipastikan Aman hingga Tahun Baru

Jaringan sinergi lintas antarsektor bisa dijadikan sebagai salah satu model penanggulangan rawan pangan. Seperti pembangunan Desa Percontohan pengentasan kerawanan pangan di daerah pedesaan, pemanfaatan kearifan lokal dan inovasi teknologi hasil penelitian dan pengembangan pertanian, salah satu contohnya adalah pendampingan dan pengawalan budidaya padi di musim kemarau pada lahan tadah hujan di kawasan Bangka Tengah.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: