Dari Pishing Sampai Brute-Force, Berikut Daftar Serangan Siber Mengancam pada 2023
Kredit Foto: Unsplash/Arpad Czapp
Pergantian tahun 2023 dengan berbagai transformasi digital yang semakin maju turut serta membawa berbagai ancaman yang semakin canggih pula. Ancaman ini berangkat dari serangan siber yang bisa menargetkan hal-hal rentan dari data pribadi dan memanfaatkannya dengan cara yang merugikan bagi masyarakat. Tidak hanya kebocoran data pribadi, masyarakat juga dapat merugi secara materi dalam jumlah yang besar.
Beberapa serangan siber yang memiliki potensi besar dilakukan oleh para penjahat untuk menargetkan kata sandi pada akses menuju data pribadi masyarakat, antara lain:
Pishing
Berbagai raturan situs pishing yang bahkan dilakukan melalui email selalu muncul setiap harinya untuk mengumpulkan kredensial yang sebagian besar mengandalkan kesalahan manusia. Perusahaan global cybersecurity Kapersky menyatakan bahwa pishing merupakan salah satu metode penipuan yang paling sederhana namun cukup mengancam bagi masyarakat.
Baca Juga: Diplomat Top Rusia Buka Data Serangan Siber yang Menggila: Meroket hingga 80 Persen
"Jika Anda berpikir bahwa tidak akan pernah tertipu oleh pishing, Anda salah. Metode ini hampir setua usia internet yang kita gunakan sekarang, sehingga penjahat dunia maya memiliki banyak waktu untuk mengembangkan berbagai trik rekayasa sosial dan taktik penyamaran. Bahkan para profesional terkadang tidak dapat membedakan email pishing dari yang asli secara sekilas," tulis Kaspersky dalam sebuah media notes pada Senin (2/1/2023).
Malware
Malware merupakan cara yang paling umum untuk mencuri kredensial. Berdasarkan data statistik dari Kaspersky, sebagian besar malware aktif terdiri dari pencuri Trojan yang tujuan utamanya adalah menunggu hingga pengguna measuk ke beberapasitus atau layanan dan kemudian beraksi dengan menyalin kata sandi pengguna dan mengirimkan kembali ke pembuat malware. Trojan bahkan dapat bersembunyi di dalam komputer tanpa terdeteksi selama bertahun-tahun. Tidak hanya Trojan, penjahat dunia maya juga terkadang menyuntikkan skimmer web di situs dan mencuri apa apun yang dimasukkan oleh pengguna termasuk kredensial, nama, detail kartu pembayaran, dan lainnya.
Kebocoran pihak ketiga
Kebocoran pihak ketiga merupakan kebocoran data pribadi yang bisa terjadi jika pengguna menjadi pengguna layanan internet yang tidak aman atau klien perusahaan yang membocorkan database dengan data pelanggannya. Perlu diketahui bahwa perusahaan yang menganggap keamanan siber merupakan hal serius biasanya tidak menyimpan kata sandi pengguna sama sekali atau setidaknya melakukannya dalam bentuk terenkripsi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement