Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Luasnya Aplikasi Bidang Pangan dari Minyak Sawit Dunia, Besarannya Segini Nih…

Luasnya Aplikasi Bidang Pangan dari Minyak Sawit Dunia, Besarannya Segini Nih… Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Minyak sawit memiliki peran sangat penting bagi kesehatan masyarakat dan perekonomian nasional. Dalam perkembangannya, industri pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu industri berbasis pertanian yang menempati posisi strategis di Indonesia, baik dalam aspek ekonomi, sosial, hingga aspek ekologis. 

Secara produksi, buah sawit merupakan komoditas minyak nabati yang mampu menghasilkan dua jenis minyak, yaitu minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak inti sawit mentah (crude palm kernel oil/CPKO). Dalam Buku Tinjauan Singkat Karakter Unik Minyak Sawit oleh Prof. Purwiyatno Hariyadi, dilansir dari laman Majalah Sawit Indonesia pada Senin (9/1/2023), meskipun berasal dari buah yang sama, kedua jenis minyak nabati tersebut memiliki sifat fisik, kimia, dan gizi yang sangat berbeda. 

Baca Juga: Siap-siap! Implementasi B35 Berbasis Sawit Makin Dekat!

“Kedua minyak ini mempunyai karakteristik unik yang unggul dibandingkan minyak-minyak lainnya. Namun pada prakteknya, minyak sawit lebih berkembang dengan beraneka ragam aplikasi industri dibandingkan minyak inti sawit,” catat sumber tersebut. 

Dalam sumber yang sama disebutkan, khusus untuk CPO, aplikasinya pada bidang pangan sangat luas. Sekitar 90 persen dari total produksi minyak sawit yang diproduksi saat ini diaplikasikan dalam bidang pangan di berbagai belahan dunia. 

“Hal ini menunjukkan bahwa dengan teknologi dan formulasi yang tepat, minyak sawit telah berkontribusi pada terjadinya suplai pangan aman dan bermutu bagi dunia,” catat sumber tersebut. 

Kandungan asam minyak sawit, catat sumber tersebut, sangat beragam, yang mana sekitar 40% asam lemak pada minyak sawit merupakan asam oleat yang merupakan asam lemak tak jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acid). Tidak hanya itu, sekitar 10% merupakan asam linoleat, yaitu asam lemak tak jenuh ganda (poly– unsaturated fatty acid), dan sisanya yakni sekitar 50% adalah asam palmitat (45%) dan asam stearate (5%), yang keduanya merupakan asam lemak jenuh. 

Baca Juga: Provinsi Ini Jadi Cikal Bakal Perkembangan Perkebunan Sawit di Indonesia

“Minyak sawit mempunyai keunikan dalam hal komposisi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh yang seimbang. Komposisi asam lemak yang demikian menyebabkan minyak sawit mempunyai stabilitas mutu yang baik,” catat sumber tersebut. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: