Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliarder AS Pasang Genderang Perang Cari Musuh dengan PM India Narendra Modi, Ada Apa?

Miliarder AS Pasang Genderang Perang Cari Musuh dengan PM India Narendra Modi, Ada Apa? George Soros, investor. | Kredit Foto: REUTERS/Yuri Gripas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder Amerika asal Hongaria, George Soros tampaknya tak membutuhkan musuh baru karena daftar hatersĀ nya sudah panjang. Namun, ia memasuki jajaran legenda keuangan global pada tahun 1992, dengan melakukan pukulan hebat yang tidak Anda pelajari dari sekolah bisnis mana pun di dunia karena 'melanggar Bank of England'. Hari ini, Soros memiliki kekayaan bersih bernilai USD8,5 miliar (Rp128 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.

Namun, Soros tampaknya membuat musuh baru yakni Perdana Menteri India Narendra Modi dan miliarder Gautam Adani.

Baca Juga: Heboh Miliarder AS Sebut Alibaba sebagai Penyesalan Investasi Terbesarnya, Sampai Sebut Jack Ma Bodoh!

Sebagaimana diketahui, pada 24 Januari, sebuah laporan pedas oleh short-seller New York Hindenburg Research menyebut Adani Group, kerajaan yang dibangun oleh Adani, yang kebangkitannya bertepatan dengan ambisi Modi untuk menjadikan India sebagai alternatif dari China bagi investor, melakukan penipuan.

"Kami telah menemukan bukti penipuan akuntansi, manipulasi saham, dan pencucian uang di Adani, yang terjadi selama beberapa dekade," tulis Hindenburg. "Adani telah melakukan prestasi besar ini dengan bantuan para pendukung di pemerintahan dan industri rumahan dari perusahaan internasional yang memfasilitasi kegiatan ini."

Akibatnya, Riset Hindenburg telah mempersingkat saham konglomerat Adani melalui obligasi yang diperdagangkan di AS dan instrumen derivatif yang tidak diperdagangkan di India. Ini berarti bahwa perusahaan investasi yang berbasis di New York, sebuah short-seller terkenal, bertaruh pada penurunan jangka pendek pada harga ekuitas ini.

Grup Adani telah menolak tuduhan tersebut sebagai tidak berdasar dan telah mengancam untuk menempuh semua upaya hukum yang memungkinkan di pengadilan India. Konglomerat itu juga mengatakan bahwa India adalah target Hindenburg dalam laporan setebal 413 halaman, pada 29 Januari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: