Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Membuat Perencanaan Keuangan untuk Naik Haji, Percaya Gak Modalnya Hanya Ratusan Ribu Lho!

Cara Membuat Perencanaan Keuangan untuk Naik Haji, Percaya Gak Modalnya Hanya Ratusan Ribu Lho! Kredit Foto: Antara/Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mendengar kerabat akan hendak berangkat haji rasanya senang dan terharu sekaligus bertanya-tanya, "Kapan ya aku ke sana?". Tetapi, begitu mendengar kuotanya sampai puluhan tahun, ditambah biayanya tidak sedikit, muncul perasaan gundah gulana. Apalagi kalau masih ada cicilan, gaji tak kunjung naik, dan sumber penghasilan hanya dari satu tempat. Apakah bisa naik haji?

Haji memang diperuntukkan bagi mereka yang mampu secara fisik, finansial dan keadaan, sehingga tidak bisa dipaksakan. Oleh karena itu, bagi kamu yang sudah mulai dicukupkan finansialnya dan ingin berangkat haji, CEO ZAP Finance Prita Ghozie pun memberikan berbagai gambaran perjalanan untuk ibadah haji.

Baca Juga: Menag Usulkan Tambahan Rp232,9 Miliar Tambal Biaya Haji

Prita menjelaskan bahwa biaya haji yang tak murah itu, bahkan tahun ini dipatok Rp49,8 juta, untuk biaya penerbangan, biaya hidup, biaya akomodasi selama di Mekah dan Madinah, dan visa. Nah, semua itu akan berat jika dibayarkan sekaligus sehingga bisa lho dikumpulkan terlebih dahulu.

Karena itu, Prita memberikan tips untuk mendaftar ke BPS-BPIH guna mendapatkan nomor porsi kuota haji dan virtual account. Berikut langkahnya!

1. Tetapkan tujuan untuk berhaji

Nomor porsi keberangkatan akan didapatkan begitu kita pertama kali mendaftar. Sehingga, kita harus memiliki target tahun berapa akan membayar BPIH pertama untuk ibadah haji.

Selain itu, kita juga harus memilih paket keberangkatan, apakah itu haji reguler, haji plus atau haji furoda.

2. Merencanakan alokasi dana untuk pembayaran BPIH Tahap 1

Saat ini daftar tunggu haji reguler di berbagai wilayah embarksi di Indonesia memang bervariasi. Namun, di wilayah DKI Jakarta bisa mencapai 54 tahun.

Namun, bagaimana cara mengejar tahap 1 yang mencapai Rp25 juta? Prita melanjutkan bahwa sebaiknya memisahkan dana khusus ke kantong 'Dana Haji' terpisah dengan tabungan lainnya. Jika menabung biasa dalam jangka waktu 2 tahun, maka diperlukan dana Rp1 juta per bulannya.

Tetapi, ada alternatif lain yaitu investasi di reksa dana pasar uang syariah atau tabungan emas yang potensi imbal hasilnya 5% per tahun. Dengan demikian, kamu hanya perlu mengumpulkan dana Rp366 ribu per bulannya. 

Bahkan, jika waktu yang diperlukan 10 tahun lagi, kamu bisa berinvestasi di saham atau reksa dana saham syariah dengan harapan imbal hasil 15% per tahun. Maka, kamu cukup berinvestasi Rp89 ribu per bulannya.

Setoran dana ini dapat diambil dari gaji bulanan. Namun, jika ada rezeki lebih seperti bonus atau THR, maka langkah baiknya yaitu menambah setoran untuk mempercepat target BPIH pertama.

Tapi, jika masih ada cicilan utang, harus tetap dahulukan pembayaran utang ya!

3. Lanjut terus menabung agar segera terkumpul

Sembari menunggu keberangkatan, baiknya dana disimpan dalam bentuk reksa dana pasar uang atau logam mulia.

Target Pelunasan dan Biaya Selama Pergi Haji

1. POS WAJIB: Biaya pendaftaran ibadah haji

Adapun biaya pendaftaran ibadah haji yaitu biaya yayasan, pembuatan paspor, dan biaya pemeriksaan kesehatan. Selain itu, ada juga biaya pakaian dan perlengkapan ibadah haji.

2. POS KEBUTUHAN: Biaya perjalanan ibadah haji

Adapun pos kebutuhan yakni termasuk ke dalam tambahan biaya konsumsi, biaya komunikasi, dan transportasi tambahan jika terlalu lelah berjalan.

3. POS KEINGINAN: Biaya syukuran dan oleh-oleh

Terakhir yakni pos keinginan yang berupaya biaya syukuran dan oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat di Tanah Air.

Kemudian, pastikan juga untuk menghitung kemungkinan pembayaran denda jika ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rukun Islam serta dana darurat selama di Tanah Suci.

Jadi, jika dijumlahkan untuk kebutuhan dana haji reguler per orang bisa sampai Rp50 juta. Kita juga perlu menyiapkan nafkah dan dana darurat untuk keluarga yang kita tinggalkan di Tanah Air.

Memang pergi haji termasuk ke dalam rukun Islam, tetapi jangan sampai memaksakan diri apalagi sampai berutang ya. Semoga bermanfaat!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: