Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ancaman Data Pribadi Bocor Serta Antisipasinya

Ancaman Data Pribadi Bocor Serta Antisipasinya Kredit Foto: Unsplash/Mimi Thian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Jaga Data Pribadi Agar Aman di Ruang Digital" pada Rabu (5/4/2023).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital, antara lain CEO DigiTiket, Rizqi Mulyantara; Dosen STMIK Primakara, Ni Luh Putu Ning Septyarini Putri Astawa; serta Direktur Yale Communication, Ferianto.

Baca Juga: Genjot Infrastruktur, Daya Saing Digital Indonesia Menguat

Internet jadi bagian yang tak terpisahkan di keseharian kita, masyarakat pun sudah makin nyaman dengan kemudahan dan kepraktisan mulai dari penggunaan untuk berkomunikasi, berjejaring, hingga transaksi keuangan yang sebenarnya tinggi risiko. Namun, di balik kenyamanan itu ada berbagai ancaman yang dihadapi pengguna internet yang menurut We Are Social dan HootSuite pada awal 2023 sudah mencapai 212,9 juta pengguna atau 77 persen dari total populasi penduduk. 

Dari sisi keamanan pribadi, terdapat ancaman kebocoran data sehingga harus ada langkah antisipasinya dari pengguna. Berbagai fitur keamanan pribadi juga perlu dimanfaatkan untuk menghindari peretasan akun.

"Ancaman saat data pribadi bocor adalah kehilangan kontrol dengan berbagai akun di media sosial, pencurian file pribadi yang bisa disebarluaskan, serta penipuan yang mengatasnamakan akun kita," ungkap CEO DigiTiket, Rizqi Mulyantara, saat jadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan, Rabu (5/4/2023), dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Untuk menghindari hal tersebut, Rizki menjelaskan, pengguna jangan pernah membagikan data pribadinya seperti nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon, maupun identitas lainnya di media sosial. Jangan pula membiasakan menandai keluarga atau teman-teman karena modus penipuan juga saat ini mengatasnamakan orang terdekat.

Setelah mengetahui ancamannya, tentu pengguna harus bisa mengantisipasi agar data pribadi tidak bocor yaitu segera mengamankan semua akses login di sosial media dan akses penting lainnya. Aktifkan juga fitur dua faktor autentikasi agar ada tambahan langkah verifikasi sebelum masuk akun, lalu tak kalah penting bersihkan cache browser dan data aplikasi yang sudah terkena serangan hacker.

Dosen STMIK Primakara, Ni Luh Putu Ning Septyarini, menambahkan, modus-modus pencurian data pribadi yang harus diwaspadai sering dialami pengguna, seperti phising melalui email maupun SMS dan pesan langsung dengan memberikan tautan tidak jelas agar diklik pengguna. Dalam sekali klik, data pengguna di dalamnya bisa terserap dan dicuri data-data pentingnya sehingga pengguna harus mewaspadai dengan tidak asal klik jika diberi tautan.

Lalu ada pula doxing, sebagai kejahatan mencuri informasi data korban lalu menyebarkannya melalui digital dengan tujuan untuk mempermalukan, melecehkan, dan meneror korban. "Sebanyak 32 persen pencurian data selalu melibatkan phising. Bahkan, di awal tahun 2020 Anti Phishing Working Group mencatat sudah ada 165.772 situs phising yang siap menjaring korban dan sektor finansial masih menjadi sasaran utamanya," ungkap Ni Luh. 

Lebih jauh ia menjabarkan mengenai alur phising yang dimulai saat pelaku memilih korban, biasanya mereka pemilik akun pembayaran online seperti PayPal. Lalu pelaku menentukan tujuan setelah mengambil informasi penting di akun tersebut, pengguna biasanya akan menerima email mengonfirmasi data diri melalui link. Kemudian pelaku membuat website phising yang menyerupai halaman website resmi, tapi menggunakan nama domain berbeda.

Baca Juga: Cermat Cegah Judi Online dengan Cakap Bermedia Digital

Narasumber lainnya, Direktur Yale Communication, Ferianto, menambahkan bahwa mengamankan data pribadi adalah salah satu bagian dari cakap bermedia digital di pilar keamanan digital. Di mana sebagai pilar dalam indeks informasi dan literasi data, masyarakat Indonesia dipandang perlu dalam mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data yang diinformasikan serta didistribusikan ke berbagai platform digital.

"Cakap bermedia digital akan membuat individu lebih bisa memaksimalkan manfaat digitalisasi sebaik mungkin," ujar Ferianto.

Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: