APBN Enggak Boleh Digerogoti Kereta Cepat, Jokowi Dituntut Hadirkan Solusi Tepat: Jangan Tersandera China
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Abdul Muhaimin Iskandar menyatakan ketidaksetujuannya terhadap permintaan yang disuarakan oleh China.
Dirinya tidak mau adanya penyanderaan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal tersebut dirinya lihat berusaha dilakukan lewat skema kebijakan jaminan utang atas Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
China diketahui meminta proyek tersebut dijamin oleh APBN. Hal inilah yang menjadi sorotan sejumlah pihak termasuk pria yang akrab disapa Cak Imin ini.
Menurutnya, Pemerintah harus lebih tegas dan memastikan proyek KCJB benar-benar business to business (B2B), sehingga seharusnya tidak membebani APBN sama sekali.
"Yang perlu dipastikan itu proyek KCJB seharusnya B2B, saya kira cukup lah dana PMN disuntikkan, jangan lagi bebani APBN lagi sebagai penjamin utang," tegas Gus Muhaimin.
Gus Muhaimin menambahkan, jika APBN digunakan sebagai penjamin utang proyek KCJB maka fiskal akan terbebani hingga puluhan tahun untuk membayar beban utang proyek itu.
"Padahal kita tahu masih banyak diperlukan investasi, proyek-proyek besar di daerah-daerah yang saat ini masih berjalan. Jadi pada intinya hindari betul APBN kita jadi jaminan utang, jangan sampai tersandera," tukas Gus Muhaimin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement