Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa sih Smart Contract yang Dipakai dalam Teknologi Blockchain? Begini Penjelasannya

Apa sih Smart Contract yang Dipakai dalam Teknologi Blockchain? Begini Penjelasannya Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aset kripto seperti Bitcoin yang mengadopsi teknologi blockchain sedang booming saat ini. Namun, tahukah Anda, teknologi smart contract merupakan salah satu pengaplikasian teknologi blockchain yang merupakan backbone dari aset kripto? Berikut penjelasan CEO Indodax Oscar Darmawan.

Smart contract atau yang bisa disebut dengan kontrak pintar merupakan protokol eksekusi yang bersifat digital dan disimpan di jaringan blockchain. Smart contract berjalan secara otomatis dan melibatkan lebih dari satu pihak. Teknologi ini tentu cocok digunakan untuk sistem perekonomian, politik dan lain-lain di kehidupan saat ini, tidak terkecuali Indonesia.

Oscar Darmawan mengatakan bahwa dengan adanya smart contract, kita bisa memprogram hal tersebut untuk apa saja. Hal ini tentu mirip dengan program komputer lainnya, namun yang menjadi dasar pembedanya, smart contract menggunakan sistem teknologi blockchain. Baca Juga: Terjamin Aman, D3 Labs Menawarkan Inovasi Blockchain Guna Kebut Bisnis Keuangan

"Dengan didukung oleh teknologi blockchain, maka smart contract juga mengadopsi sifat dari blockchain itu sendiri yaitu tidak dapat diubah (immutable), hanya bisa ditambahkan, transparan, aman, dan traceable.  Dengan adanya Smart contract kita dapat memasukkan aturan tersebut dan menerapkannya melalui kode. Jika perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak sudah menggunakan smart contract, maka kita tidak lagi memerlukan pihak ketiga yang berfungsi sebagai penengah atau untuk memastikan verifikasi transaksi. Karena smart contract ini berdiri di atas jaringan blockchain yang bersifat public, maka masyarakat umum sekalipun bisa melihat kontrak yang sudah disepakati," ujar Oscar di Jakarta, Sabtu (29/4/2023).

Pada dasarnya, konsep dari Smart contract ini dipelopori terlebih dahulu oleh jaringan Ethereum. Tidak heran banyak token token yang berjalan di jaringan Ethereum yang merupakan buah hasil penggunaan smart contract ini.

"Dengan semakin banyaknya token yang berjalan di jaringan Ethereum, skalabilitas Ethereum pun semakin lambat. Belum lagi ditambah gas fee Ethereum yang juga besar. Dengan adanya kekurangan ini lahirlah jaringan smart contract lainnya yang mana beberapa diantaranya adalah jaringan Solana, Polygon, dan jaringan Cardano. Meskipun smart contract tidak luput dari kekurangan, seperti adanya kemungkinan hacking dll namun kita bisa memanfaatkan smart contract ini untuk transparansi yang lebih baik lagi," jelas Oscar.

Smart contract sudah banyak digunakan oleh developer dari NFT, pembuat token ataupun Decentralized Apps. Saya berharap penggunaan smart contract ini bisa digunakan tidak hanya pelaku industri di bidang blockchain namun pelaku industri di luar blockchain dan juga yang berada di pemerintahan. Baca Juga: Luncurkan Fitur Staking, Indodax Tahu Banget yang Bikin Investor Kripto Senang

Oscar pun menambahkan, salah satu contoh pengaplikasian smart contract di industri lain, yaitu di industri kesehatan dimana dengan adanya smart contract kita bisa melihat data rekam medis pasien, pengaplikasian yang bisa diterapkan di industri pemerintahan salah satu contohnya melakukan pemungutan suara, dalam industri penggalangan dana, dan lain-lain.

"Dengan kemampuannya untuk terbuka dan dilihat secara umum, Oscar berpendapat bahwa smart contract menjadi terobosan teknologi yang bisa digunakan oleh industri dan pemerintahan di Indonesia. Karena hal nya yang transparan, kita juga bisa mudah untuk melacak dan melaporkan jika adanya ketidaksesuaian data yang ada," tutup Oscar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: