Perjalanan Produksi Film Layar Lebar Perik Sidua-dua Berlanjut di Tiga Gunung
Tiga scene berhasil dieksekusi sinematik Film Perik Sidua-dua, melibatkan lima aktor yang memiliki profesi dan latar belakang yang berbeda-beda. Rasta diperankan Paul G. Sitepu yang kesehariannya berprofesi sebagai penjahit kain gorden; Mbako diperankan Judea Sitepu yang berprofesi sebagai guru di Berastagi; Lisma diperankan Lilis Tarigan yang berprofesi sebagai Kepala Sekolah SMPN 12 Binjai; Paguh diperankan Yori Barus berprofesi sebagai pengelola Warkop Ateta di Selayang; Medan dan Eben diperankan Mercy Josse S, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Medan.
"Dari Desa Kacinambun, kami bergerak ke Terminal Kabanjahe, mengeksekusi scene pelancong domestik menggunakan armada Bus Almasar. Terminal Kabanjahe yang direnovasi baru saja diresmikan tahun 2021 silam oleh Gubernur Sumatera Utara, Bapak Edi Rahmayadi. Terminal ini menjadi titik datang dan pulang para wisatawan menggunakan armada bus," ujarnya.
Baca Juga: Sinema Keliling di Lombok, Langkah Memasyarakatkan Menonton Film
Tim pun meninggalkan Terminal Kabanjahe menuju Villa Juma Bulang Ds Rumah Kabanjahe. Di sini ada Villa, Kafe, dan Kebun Buah Naga yang terhampar luas. Sambutan dari pemilik Villa ini begitu berkesan. "Kami diperlakukan seperti pelancong bahkan lebih dari itu bagai saudara yang sudah lama tak bersua," katanya.
Sambutan pemilik Villa Juma Bulang ini menegaskan bahwa mereka sudah siap menerima tamu dari berbagai daerah dan negara. Di sini ada dua scene yang diambil gambarnya. Di antara kerlap kerlip lampu di kebuh buah naga, Bapak Paguh diperankan Sukul Barus, aktor tanah Karo, berkisah tentang Paguh yang belum berhasil mengelola lahan pertaniannya kepada Bapak Sehat diperankan Ir. Soekirman, mantan Bupat Serdang Bedagai yang kini menjabat Ketua Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Sumut.
Bapak Sehat adalah sosok petani buah naga yang sukses, memiliki lahan ratusan hektare, pagi-pagi bertemu dengan Bapak Liston seorang petani kentang sukses, diperankan Usaha Barus berprofesi sebagai konsultan pertanian dan perkebunan, memiliki ladang kentang dan sayur-sayuran yang berhasil di Tanah Karo. Mereka menceritakan sahabatnya, Bapak Paguh yang saat ini sedang gundah gulana. Secangkir teh manis berhasil melahirkan gagasan untuk membantu Bapak Paguh.
Lalu, seberapa luas salah satu kebun buah naga Bapak Sehat? Kita bisa melihatnya di kaki Gunung Sinabung, Kebun Buah Naga Gurki Putera Sejahtera di Guru Kinayan. Sejauh mata memandang, buah naga siap dipanen. Muncullah Bapak Liston berkunjung, dengan latar Gunung Sinabung, dua petani yang bersahabat sejak muda ini begitu besar cintanya pada tanah Karo, bercita-cita membangun agrowisata di setiap desa. Sebuah harapan indah di masa depan, berbagai jenis agrowisata tumbuh subur menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
"Dari kaki Sinabung, kami beranjak ke Pasar Buah Berastagi. Melihat Lisma yang sedang menunggu rekan bisnisnya. Sebuah pasar di mana semua orang berhak memilih jalan peruntungannya. Nasib yang harus diperjuangkan. Pasar buah yang memamerkan berbagai jenis hasil bumi yang tumbuh subur di tanah Karo," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement