Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Batu Bara Hingga CPO Indonesia Anjlok di Pasar Global, Kinerja Ekspor Juni 2023 Terpantau Turun

Harga Batu Bara Hingga CPO Indonesia Anjlok di Pasar Global, Kinerja Ekspor Juni 2023 Terpantau Turun Kredit Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kinerja ekspor nasional terpantau mengalami penurunan pada Juni 2023. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat ekspor Indonesia Juni 2023 sebesar USD20,61 miliar.

Nilai ini tercatat turun sebesar 5,08 persen dibanding Mei 2023 (month on month/MoM) dan turun 21,18 persen dari Juni 2022 (year-on-year/ YoY).

Baca Juga: Mendag: Kemendag Permudah Ekspor ke Jepang dengan SKA Elektronik

"Ekspor migas dan nonmigas juga mengalami penurunan dengan masing-masing sebesar 3,64 persen (MoM) dan 5,17 persen (MoM). Pelemahan kinerja ekspor terjadi pada seluruh sektor di Juni 2023," tulis keterangan Kemendag, dikutip Kamis (20/7/2023).

Adapun, sektor yang mengalami penurunan ekspor paling tajam adalah pertambangan sebesar 15,30 persen (MoM), disusul sektor pertanian 7,89 persen (MoM), dan sektor industri pengolahan  2,24 persen (MoM).

Menurut Kemendag, penurunan ekspor disebabkan turunnya harga beberapa komoditas unggulan Indonesia di pasar global, di antaranya batu bara (turun 6,78 persen), CPO (turun 3,90 persen), karet (turun 1,52 persen), aluminium (turun 1,58 persen), dan nikel (turun 1,19 persen).

"Beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami penurunan terdalam pada Juni 2023 antara lain logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) turun 41,41 persen; nikel dan barang daripadanya (HS 75) turun 41,33 persen; bijih, terak, dan abu logam (HS 26) turun 34,64 persen; pulp dari kayu (HS 47) turun 26,31 persen; serta tembaga dan barang daripadanya (HS 74) yang turun 21,28 persen MoM," jelas Kemendag.

Meski demikian, di tengah pelemahan ekspor bulan Juni 2023, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang masih mengalami peningkatan cukup signifikan, di antaranya bahan kimia anorganik (HS 28) yang naik 61,58 persen, lemak dan minyak hewani/nabati (HS  15) naik 43,68 persen, ampas/sisa industri makanan (HS 23) naik 41,90 persen, pakaian dan aksesorinya (rajutan) (HS 61) naik 11,65 persen, serta besi dan baja (HS 72) naik 7,36 persen MoM.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas juga menjelaskan ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2023 menunjukkan penurunan pada sebagian besar negara mitra dagang utama.

"Kontraksi ekspor nonmigas Indonesia terdalam secara bulanan (MoM) terjadi ke Inggris (yang turun 43,76 persen), Jerman (turun 40,79 persen), Turki (turun 21,86 persen), Thailand (turun 21,38 persen), serta Belgia (turun  20,26 persen)," kata Zulhas.

Kondisi ini sejalan dengan tren permintaan dari beberapa negara mitra dagang utama Indonesia yang menurun terhadap pasar global.

Berdasarkan data Tradingeconomics (Juli 2023), tren impor Tiongkok periode Januari 2022--Juni 2023 menunjukkan penurunan sebesar 0,43 persen; kemudian India turun 0,56 persen; Pakistan turun 0,55 persen; Vietnam turun 0,70  persen; dan Korea Selatan turun 1,25 persen.

Ditinjau dari kawasan, pelemahan ekspor terbesar terjadi ke beberapa kawasan, seperti Eropa Utara yang turun 45,11 persen, Eropa Timur turun 44,31 persen, dan Karibia turun 21,49 persen (MoM). 

Meski begitu, di tengah pelemahan ekspor Indonesia ke mayoritas kawasan, beberapa kawasan tujuan ekspor justru mengalami pertumbuhan signifikan, di antaranya Asia Tengah yang naik 139,17 persen, Afrika Selatan naik 115,01 persen, Amerika Tengah naik 81,54 persen, Asia Selatan naik 13,42 persen, dan Asia Barat naik 11,35 persen (MoM).

Baca Juga: Kebijakan Ekspor Dinilai Kontradiktif, Pemerintah Tak Pertimbangkan Untung-Rugi?

"Hal ini menunjukkan pasar nontradisional merupakan pasar yang potensial bagi perluasan dan pengembangan ekspor nonmigas Indonesia di tengah pelambatan perekonomian global," jelas Zulhas.

Secara kumulatif, ekspor selama Semester I 2023 mencapai USD128,66 miliar atau turun 8,86 persen dari tahun lalu, yaitu sebesar USD141,17 miliar (YoY). Penurunan nilai ekspor tersebut didorong oleh melemahnya ekspor migas sebesar 1,28 persen YoY dan ekspor nonmigas sebesar 9,32 persen YoY.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Almas
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: