- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pertamina Masuk Fortune 500 Global, Kilang Pertamina Internasional Genjot Kontribusi
Taufik menambahan, pada tahun ini KPI juga menegaskan komitmennya menuju Net Zero Emission dan juga penerapan aspek Environmental, Social and Governance (ESG) dengan mendorong seluruh Refinery Unit dan Anak Perusahaan untuk melakukan berbagai upaya menuju Green Refinery. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui substitusi penggunaan Gas Oil pada unit power generation dengan Compressed Natural Gas (CNG) yang lebih ramah lingkungan karena emisi CO2 yang lebih rendah untuk Kilang TPPI Tuban.
"Penggunaan CNG di Kilang TPPI yang akan menggantikan penggunaan Gas Oil pada seluruh unit power generation merupakan salah satu program transisi energi melalui efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan yang juga akan meningkatan kehandalan operasional Kilang," jelas Taufik.
Baca Juga: Jadi Satu-Satunya Perusahaan Indonesia Masuk Fortune Global 500, Prestasi Pertamina Diapresiasi DPR
Selain untuk meningkatkan penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan, penggunaan CNG juga didasarkan pada perhitungan keekonomian yang jauh lebih baik. Dengan menggunakan CNG, Kilang TPPI mampu beroperasi dengan lebih andal, efisien, dan dapat menekan biaya pokok produksi akibat menurunnya penggunaan Gas Oil sehingga Gas Oil yang semula digunakan untuk bahan bakar unit power generation akan menjadi tambahan pendapatan bagi TPPI.
Di sisi lain, sebagai bentuk keseriusan dalam pengembangan bisnis petrokimia, KPI melalui PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) melakukan penyaluran produk Orthoxylene yang diproduksi oleh kilang TPPI di Tuban, Jawa Timur dengan kapasitas produksi 50.000 ton/ tahun. Hal itu dilakukan guna memenuhi arahan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian agar fokus pada pengembangan portofolio produk petrokimia dengan menyediakan bahan baku dasar salah satunya produk Orthoxylene.
Pertamina memegang peran krusial dalam perkembangan industri petrokimia hilir di domestik, didukung kilang pengolahan minyak bumi yang sangat kuat. Selain itu, sebagai sosok sentral dalam penghasil bahan baku industri petrokimia, Pertamina dapat menjadi lokomotif ekonomi nasional yang memberikan dampak besar dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, tambah Taufik, menjadi pemain global dalam bersaing menghadapi tantangan bisnis saat ini, strategi yang adaptif sangatlah diperlukan.
"Di antaranya adalah kemampuan dalam memproduksi berbagai valuable products seperti halnya Orthoxylene, Smooth Fluid, Brizone, BTX, Propylene dan sebagainya," jelas Taufik.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) menjelaskan, KPI saat ini telah menjadi entitas bisnis yang menghasilkan keuntungan. Melalui kinerja ini, KPI turut berkontribusi bagi pendapatan dan laba Pertamina sehingga posisinya dalam Fortune 500 Global naik 82 tingkat.
"Pascarestrukturisasi, orientasi bisnis kilang Pertamina telah berubah dari yang tadinya cost center menjadi profit center," ujar Fadjar.
PT Kilang Pertamina Internasional merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environment, Social & Governance). KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Advertisement