Iris Energy Beli 248 GPU Nvidia Senilai Rp152,2 M untuk Kembangkan AI dan Penambangan Bitcoin
Iris Energy yang terdaftar di Nasdaq dikabarkan telah membeli 248 unit GPU Nvidia H100 mutakhir seharga US$10 juta (Rp152,2 miliar) untuk mencari peluang dalam kecerdasan buatan generatif (AI), selain dari fokus bisnis intinya pada penambangan Bitcoin (BTC).
Dilansir dari Cointelegraph, Rabu (30/8/2023), perusahaan ini akan menerima pengiriman 248 unit GPU dalam beberapa bulan mendatang dan berencana untuk menggunakan perangkat keras tersebut dalam peluang layanan komputasi awan.
Salah satu pendiri dan co-CEO Iris Energy, Daniel Roberts, mengatakan bahwa perusahaan berupaya memanfaatkan pusat data yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan komputasi AI generatif.
Baca Juga: Grayscale Berhasil Menangkan Gugatan SEC untuk Tinjauan ETF Bitcoin
"Kami percaya permintaan akan komputasi berkelanjutan tidak akan hilang, dan kami merasa kami berada dalam posisi unik untuk mengambil pertumbuhan berkelanjutan dalam industri yang lebih luas; baik itu ASIC untuk penambangan Bitcoin, atau GPU untuk AI generatif dan hal-hal di luar itu," ujarnya.
Untuk diketahui, Iris Energy beroperasi di wilayah yang memiliki banyak sumber energi terbarukan, termasuk energi angin, surya, dan hidro, dan telah mendirikan pusat data modular di dekat sumber energi terbarukan berbiaya rendah untuk dimonetisasi menjadi Bitcoin.
Menurut situs web Iris Energy, perusahaan telah memiliki empat pusat data pertambangan utama, termasuk Canal Flats, Mackenzie, dan Prince George di British Columbia, Kanada, serta lokasi Childress di Texas.
Operasi penambangan Bitcoin yang ditenagai energi terbarukan terus menarik investasi, dengan Genesis Digital Assets Limited membuka pusat data baru di Swedia pada Agustus 2023 yang akan beroperasi dengan pasokan daya melimpah dari Pembangkit Listrik Tenaga Air Porjus di dekatnya.
Sementara itu, Blockstream baru-baru ini mengumumkan niatnya untuk mengumpulkan hingga US$50 juta (Rp761,2 miliar) dalam catatan investasi resmi untuk membeli, menyimpan, dan kemudian menjual perangkat keras penambangan BTC menjelang Bitcoin halving berikutnya pada tahun 2024.
Produsen perangkat keras GPU Nvidia juga telah mendapatkan manfaat besar dari lonjakan alat bertenaga AI dan komputasi AI, dengan kapitalisasi pasar totalnya melampaui US$1 triliun (Rp15,2 triliun) pada Mei 2023 lalu.
Nvidia juga baru-baru ini menggoda Superchip GH200 generasi berikutnya, Grace Hopper, yang dijuluki mampu memproses beban kerja AI generatif kompleks, termasuk model bahasa besar, sistem rekomendasi, dan basis data vektor.
Baca Juga: Awali Karier di Dunia Investasi, Jesse Choi Berbagi Tips Cara Berinvestasi di Kripto
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement