- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Meroketnya Ekonomi Maluku Utara, Bukti Keberkahan Industri Nikel Indonesia
Di negara berkembang seperti Indonesia, selalu ada pro dan kontra mengenai pembangunan sebuah industri. Apalagi kalau industrinya berskala raksasa dan akan menjadi game changer di perekonomian Indonesia. “Hal seperti ini akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat,” ujar Latif Supriadi, Head of Community Harita Group.
Maklum, industri nikel Indonesia tengah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Efek positif yang ditimbulkan bisa terlihat dalam sejumlah wilayah termasuk bagian timur Indonesia.
Baca Juga: Masuk Tahap Ketiga, Pabrik Feronikel Haltim Antam Sudah Lewati Proses Tapping Metal Perdana
Supaya netral kita dengar apa kata pakar ekonomi. Nah, Josua Padede, seorang ekonom terkemuka, menyatakan bahwa besarnya efek domino dari fenomena ini dapat diamati secara seksama dengan memeriksa apa yang terjadi di Maluku Utara.
Wilayah ini dikenal telah mengalami peningkatan ekonomi yang sangat pesat, bahkan baru-baru ini dinobatkan sebagai wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.
"Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tercatat sebagai yang tertinggi di antara 34 provinsi di Indonesia, mencapai 23,4% pada tahun 2022," ungkap Josua dalam keterangannya dalam sebuah presentasi.
Hilirisasi intensif yang dilakukan oleh pemerintah menjadi berkah bagi wilayah yang dikenal sebagai Kota Rempah. Hal ini terutama karena wilayah tersebut kaya akan sumber daya mineral.
Bersama dengan Sulawesi dan Papua, Maluku Utara setidaknya memiliki 99,76% cadangan nikel milik tanah air. Bahkan pada tahun 2021, ketiga wilayah ini, dikenal sebagai Sulampua, bersama-sama memiliki total cadangan nikel sebesar 4,6 miliar ton.
“Sebanyak 99,76% cadangan nikel Indonesia tersebar di Wilayah Sulawesi Sulampua. Sampai dengan tahun 2021, total cadangan nikel Sulampua mencapai 4,6 miliar ton. Dari sisi produksi, pada tahun 2021 produksi nikel Indonesia mencapai 1 juta ton atau tertinggi di dunia,” tegas Josua
Baca Juga: Heboh! Cadangan Nikel RI Sekarat 15 Tahun Lagi, Apa Biang Keroknya?
Capaian gemilang ini diperkirakan akan terus berlanjut, terutama dengan adanya momentum permintaan pasar global terhadap produk olahan nikel yang diperkirakan mencapai 3,2 juta ton pada tahun 2024.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement