Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudah Ada Investor Tanam Duit di IKN Senilai Rp20 Triliun

Sudah Ada Investor Tanam Duit di IKN Senilai Rp20 Triliun Pekerja menyelesaikan pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (22/8/2023). Menurut data dari Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, proses konstruksi infrastruktur dasar IKN Tahap 1 sudah mencapai 38,1 persen dan seluruh kegiatannya masih terjaga dari sisi jadwal pelaksanaan (on schedule), dimana akan selesai pada 2024. | Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepuluh investor dalam negeri menanam investasi senilai Rp20 triliun untuk membangun beragam fasilitas publik di Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Konsorsium ini beranggotakan sepuluh perusahaan," kata Kepala Otorita IKN Bambang Susantono dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Kamis.

Sepuluh investor yang dimaksud adalah Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinar Mas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart group.

Selain konsorsium tersebut, kata Bambang, terdapat investor lain yang juga dilibatkan yakni di sektor perhotelan, shopping mall, rumah sakit, pendidikan, dan perkantoran seperti Pakuwon, Marriott, Jambuluwuk, Vasanta, Hermina, dan Jakarta Intercurltural School.

"Di dalam konsorsium tersebut nilai investasi yang telah masuk sejauh ini di IKN sekitar Rp20 triliun," ujarnya.

Menurut Bambang Ground Breaking Hotel Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo hari ini sekaligus menandai masuknya investasi sektor swasta untuk kali pertama di IKN.

Agenda itu juga menghadirkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala dan Wakil Kepala OIKN, Gubernur Kalimantan Timur, dan para investor.

Presiden Jokowi mengatakan investasi sektor swasta di IKN diharapkan dapat menjadi magnet bagi masyarakat Indonesia yang semula Jawa sentris, menjadi Indonesia sentris.

"Penduduk Indonesia 56 persen itu berada di Pulau Jawa, berarti kurang lebih 149 juta ada di Jawa. Pulau Jawa menjadi magnet dari negara kita Indonesia, utamanya ke Jakarta, sehingga beban yang terlalu berat ini harus dikurangi dari yang dulunya kita Jawa sentris, kita tarik menjadi Indonesia sentris," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: