Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transisi Energi Urgensi yang Harus Diwujudkan, Capres-Cawapres Perlu Tahu

Transisi Energi Urgensi yang Harus Diwujudkan, Capres-Cawapres Perlu Tahu Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jet Propulsion (JP) sejak awal telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Perlu diketahui, JP ini merujuk pada teknologi yang digunakan untuk menghasilkan daya dorong pada pesawat terbang, roket, atau kendaraan luar angkasa dengan mendorong massa gas ke belakang dengan kecepatan tinggi.

Teknologi JP mencakup mesin jet, mesin roket, dan berbagai komponen terkait yang digunakan dalam penerbangan dan eksplorasi ruang angkasa.

Baca Juga: Bisa Topang Ekonomi, Transisi Energi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Lebih lanjut, menurut Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, saat ini JP di Indonesia adalah tolak ukur bagi proyek-proyek serupa di berbagai negara, termasuk Afrika Selatan, Vietnam, dan Senegal. Namun, di India sendiri belum berhasil meluncurkan proyek yang hampir sama. 

"Ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan dalam konteks JP di Indonesia. Pertama, meskipun ada komitmen dana sebesar 300 triliun rupiah atau sekitar 20 miliar dolar, ini bukanlah jumlah yang cukup untuk mendukung transisi energi secara komprehensif," ucap Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, dikutip dari kanal YouTube Aji Indonesia, Rabu (11/10/2023).

"Kedua, tahun 2024 menjadi momen politik penting, dan hasil politik tersebut akan memengaruhi implementasi transisi energi di masa depan. Ketiga, pemilihan solusi energi yang tepat adalah hal yang krusial, dan mungkin term ini tidak umum dipahami oleh publik," lanjutnya.

Bhima menyebut dalam mendukung pemahaman tentang transisi energi, diperlukan penjelasan teknis yang lebih rinci. 

"Keputusan mengenai pilihan energi dalam transisi energi harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari solusi palsu yang dapat mengekang kemajuan Indonesia di masa depan," ucap Bhima. 

"Terlebih lagi dalam sebuah momentum krusial ini, kita perlu bertanya apakah kandidat Capres dan Cawapres dari partai politik tertentu menyadari urgensi transisi energi," lanjut Bhima, mengutip dari kanal YouTube Aji Indonesia, Kamis (12/10/2023). 

Bhima mengatakan penting untuk menilai apakah para kandidat Capres dan Cawapres telah memahami bahwa transisi energi merupakan urgensi yang harus diwujudkan atau justru  mereka masih memiliki pemahaman yang kurang. 

Ada tiga pertanyaan yang dipertanyakan Bhima terkait transisi energi kepada para para kandidat Capres dan Cawapres  nantinya. 

"Pertanyaan pertama yang muncul adalah apakah kandidat tersebut sudah menyadari akan pentingnya transisi energi? Pertanyaan ini mengacu pada kesadaran mereka terhadap isu-isu lingkungan, sumber daya energi terbarukan, dan dampak perubahan iklim yang semakin nyata," ujar Bhima. 

"Kemudian pertanyaan kedua yang tidak kalah pentingnya jika mereka sudah menyadari, apa solusi yang mereka tawarkan untuk transisi energi? Apakah mereka hanya akan berteriak-teriak tentang pentingnya transisi energi dalam kampanye, ataukah mereka memiliki rencana konkret untuk mencapainya? Mungkin nuklir menjadi salah satu opsi, meskipun harus dipertimbangkan dengan matang mengingat banyaknya negara yang telah menutup pembangkit listrik tenaga nuklir, seperti Jepang," sambung Bhima. 

Sementata pertanyaan ketiga, Bhima menuturkan bagaimana mereka akan mengatasi masalah emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU Batubara)? Kendati PLTU bisa diperlengkapi dengan teknologi penangkapan karbon, kemungkinan langkah-langkah seperti mengurangi penggunaan batubara dan menanam pohon untuk mengatasi emisi akan menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan. 

"Dalam hal ini, kita perlu berpikir kreatif, seperti membangun hutan tanaman energi untuk mengimbangi penggunaan batu bara," imbuh Bhima. 

Isu pemahaman masyarakat tentang transisi energi, dikatakan Bhima kebanyakan di antara merea mungkin belum sepenuhnya sadar akan pentingnya transisi energi, jika ada salah pemahaman perlu diatasi. 

"Pendidikan dan pemahaman yang benar tentang transisi energi akan menjadi faktor kunci dalam menggerakkan perubahan ini," tutup Bhima.

Baca Juga: Bagi-bagi Rice Cooker Gratis Langkah Tepat untuk Transisi Energi Bersih? Begini Kata Pengamat

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Naeli Zakiyah Nazah
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: