Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AC Ventures Sebut Sektor Fintech di Indonesia Masih Luas: Idenya Tawarkan dan Demokratisasi Akses

AC Ventures Sebut Sektor Fintech di Indonesia Masih Luas: Idenya Tawarkan dan Demokratisasi Akses Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan modal ventura yang fokus pada perusahaan rintisan (startup) di tahap awal berbasis di Indonesia, AC Ventures menyebutkan bahwa sektor teknologi finansial (fintech) masih luas dan dapat dieksplor lebih jauh. Apa penyebabnya? 

Founder dan Managing Partner AC Ventures, Michael Soerijadji mengakui bahwa Indonesia masih kurang menyediakan akses produk dan layanan keuangan pada masyarakat. Ia menyebutkan, mulai dari rendahnya angka partisipasi kartu kredit dan asuransi, kepemilikan rekening bank, hingga pemasukan yang masih satu digit, membuat perusahaan-perusahaan keuangan—termasuk startup bidang keuangan—masih bekerja keras untuk membuka akses lebih luas. 

“Jadi idenya adalah menawarkan dan mendemokratisasi akses terhadap produk-produk ini. Inilah yang perusahaan teknologi lakukan saat ini. Kami berinvestasi pada startup teknologi asuransi (insurtech), startup manajemen investasi (wealth tech), aplikasi manajemen aset, [dan sebagainya],” jelas Michael di sesi diskusi panel bertajuk The Next Big Thing in Indonesia di Konferensi Tech In Asia, Jakarta, Kamis (19/10/2023). 

Baca Juga: Fintech Lending, Jadi Harapan Baru Bagi Usaha Kecil

Menurut Michael, startup yang diinvestasi AC Ventures menyediakan akses produk dan layanan keuangan lebih luas. Ia mengambil contoh kasus startup Bibit, yang mempunyai fitur dompet secara digital dan tidak memiliki batasan saldo minimum.

“Karena sebelumnya, produk-produk seperti reksa dana, untuk dapat mengakses produk-produk tersebut, Anda harus memiliki minimum saldo, yang biasanya sangat tinggi. Tetapi dengan aplikasi seperti Bibit, Anda dapat memilikinya dengan beberapa puluh ribu rupiah dan tidak perlu rekening, bisa dihubungkan dengan dompet digital. Jadi ini telah membuka aksesnya,” jelas Michael. 

Alhasil, startup manajemen investasi berperan penting dalam menyumbang jumlah investor pasar modal—termasuk saham, dan reksa dana—yang terus mengalami kenaikan selama beberapa tahun terakhir. 

“Banyak sekali investor pemula, investor muda, yang berinvestasi pertama kali. Nilai AUM terus berkembang. Dan ini adalah jenis produk yang benar-benar memberikan nilai tambah bagi mereka yang berusia lanjut. Mereka dapat belajar menabung dan memiliki akses ke produk yang sebelumnya tidak dapat diakses,” ujar Michael. 

Menurut Michael, teknologi yang ditawarkan startup manajemen investasi memungkinkan pengguna tidak lagi perlu membuat rekening baru, sehingga mereka dapat menentukan saldo minimum dan menabung di dompet digital yang disediakan. 

Meskipun begitu, adanya teknologi dan inovasi bidang keuangan ini perlu diregulasi dan didukung pemerintah dengan baik. Managing Partner MDI Singapore, Kenneth Li menegaskan bahwa satu bagian yang benar-benar mendorong inovasi teknologi adalah bagaimana pemerintah membentuk regulasi yang dapat membantu dan menyokong teknologi lebih matang.

“Jadi, jika Anda lihat banyak regulasi di Indonesia yang dikeluarkan itu, itu sebenarnya menuju ke arah sana. Karena sebagian besar pemerintah, bahkan pemerintah Indonesia, mereka mencoba masuk ke tahap itu,” jelas Li, kemudian menyinggung soal bagaimana pemerintah Indonesia mendorong baterai kendaraan listrik diproduksi secara lokal, namun tetap belajar dari negara lain.

“Katakanlah misalnya, teknologi baterai, mungkin Indonesia bukan salah satu yang paling maju dalam R&D teknologi baterai, tapi pemerintah berusaha mendorong setidaknya baterainya diproduksi lokal, dan membujuk semua produsen mobil untuk mulai bangun pabrik mereka di sini,” pungkas Li.

Baca Juga: East Venture Incar Sektor Fintech, Kesehatan, dan Energi Terbarukan, Siapa Saja Startup-nya?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: