- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Menteri ESDM Beberkan Manfaat Sistem Interkoneksi Listrik di Pulau Besar Indonesia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, interkoneksi listrik memiliki banyak manfaat untuk kelistrikan nasional.
Arifin nenyebut, di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera Bagian Selatan memiliki excess (kelebihan) listrik, sehingga perlu sambungan transmisi listrik untuk bisa menjangkau seluruh area di pulau besar Indonesia.
"Di Sumatera misalnya, sambungan high voltage 500 KV perlu diselesaikan untuk menyambungkan jaringan listrik dari Sumatera bagian Selatan hingga Sumatera bagian Utara," ujar Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (31/10/2023).
Baca Juga: Kementrian ESDM Terus Dorong Bauran Energi Hijau
Arifin mengatakan, sambungan transmisi listrik sepanjang 2.000 km tersebut membutuhkan dukungan dari swasta, sehingga bisa mempercepat progres pembangunan transmisi listrik tersebut.
Jika interkoneksi transmisi listrik di Pulau Sumatera rampung, maka diproyeksikan akan terjadi potensi penghematan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik sebesar US$6,9 sen per kWh, atau sekitar Rp6,32 triliun per tahun, serta menghemat konsumsi pemakaian LNG sebesar sembilan kargo. Dan akan terjadi peningkatan konsumsi listrik per kapita sekitar 51,13 KWH.
Sementara itu di Sulawesi bagian Utara, lanjut Arifin, memiliki BPP tenaga listrik yang tinggi dan masih menggunakan diesel untuk pembangkit listriknya. Selain itu, transmisi yang digunakan masih medium voltage.
"Apabila jaringan transmisi listrik di Sulawesi bagian Utara dan Sulawesi bagian Selatan sudah tersambung, maka BPP disana akan turun," ujarnya.
Nantinya, jika jaringan transmisi di Pulau Sulawesi sudah terkoneksi, maka akan ada potensi penurunan BPP sebesar US$9,92 sen per kWh, dengan Potensi penghematan sebesar US$63,47 Juta (dengan asumsi pembebanan line Tambu-Bangkir 43,6 MW).
Sementara itu, apabila jaringan transmisi Pulau Kalimantan sudah tersambung, maka potensi penurunan BPP sebesar US$0,34 sen per kWh atau Rp1,6 triliun per tahun, meningkatkan konsumsi listrik per kapita sekitar 21,6 kWh, dan meningkatkan pengembangan EBT dengan potensi hydro hingga 7.465 MW.
Kemudian di Pulau Jawa, pemerintah menargetkan uprating sistem interkoneksi Jakarta dan Jatim, apabila rampung maka akan menurunkan konsumsi gas sebesar delapan kargo LNG di PLTGU Priok, Muara Tawar, dan Muara Karang tahun 2025 dan 91,4 BBTUD gas pipa di PLTGU Gresik tahun 2026. Selanjutnya potensi menurunkan BPP sistem dari US$5,88 sen per kWh menjadi US$5,53 sen per kWh, dan memperoleh potensi penghematan BPP Rp1 triliun per tahun.
Baca Juga: Tren Hijau Migas, Indonesia Siap Amankan Pasokan Energi Nasional di 2024
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Advertisement